Lampung Utara (SL) – “Hidup itu singkat, seni yang membuatnya abadi”. Cukup beralasan jika ungkapan ini dilekatkan sebagai sebuah apresiasi atas terselenggaranya gelaran Kotabumi Art Festival 2018 yang terpusat di Aula Islamic Centre Kotabumi Kabupaten Lampung Utara, Rabu, (28/03/2018).
Kegiatan yang menampilkan karya seni tari dan musik kontemporer itu memberikan nuansa baru bagi pengunjung yang mayoritas berasal dari Guru dan Kepala Sekolah SMP sampai deng SMU dan sederajat, hingga masyarakat umum.
Disampaikan Ketua Panitia Pelaksana, Nani Rahayu, kegiatan ini bertemakan melalui keragaman budaya dan kesenian kita perkuat rasa kebhinnekaan bangsa.
“Gelaran Kotabumi Art Festival 2018 merupakan tindak lanjut dari Workshop Seni yang telah dilaksanakan oleh Disdikbud Lampura belum lama ini,” ujar Nani Rahayu, yang juga Kabid Kebudayaan Disdikbud Lampura ini.
Dipaparkan oleh Nani Rahayu, dari hasil terselenggaranya Workshop Seni tersebut diwujudkan dalam bentuk karya tari dan musik kontemporer dalam gelaran Kotabumi Art Festival.
“Selan itu, kegiatan ini juga sebagai langkah positif guna mengangkat eksistensi seni serta sebagai bentuk promisi kebudayaan dan kesenian kepada khalayak luas. Kegiatan ini juga mampu memberikan wahana pengetahuan dari perkembangan seni tari dan musik,” jelas Nani Rahayu, yg juga merupakan seorang koreografer tari kondang di Kabupaten setempat.
Sementara itu, Kepala Disdikbud Lampura, Suwandi, menyampaikan meski dalam berbagai keterbatasan yang ada, di tahun 2018 ini Disdukbud Lampura berhasil menggelar sebuah kegiatan positif yang mampu mengangkat nilai-nilai kebudayaan dan kesenian di Lampura.
“Pagelaran seni dan budaya memiliki arti penting dan strategis dalam menjaga dan mewariskan nilai-nilai tradisi pada generasi penerus bangsa. Diharapkan kegiatan serupa akan terus dilaksanakan pada tahun-tahun mendatang dengan konsep dan sistem yang lebih baik lagi,” ujar Suwandi saat diwawancarai, Rabu, (28/03/2018), di pelataran Aula Islamic Centre Kotabumi.
Adapun pengusung acara Kotabumi Art Festival, yakni Sanggar Cangget Budaya, asal Lampung Utara, menampilkan karya tari dengan judul Canggetku Bukan Cangget Biasa; Ayu Permata Dance Company, asal Yogyakarta, menampilkan tari kontemporer berjudul KA GA NGA; Jaeko Siena, musisi perkusi asal Yogyakarta; Wisnu Locker, sinematografi asal Lampung yang menampilkan film dokumenter berjudul TAPIS (DANDAN SAI TUTUGAN); Sanggar Sanghishu asal Lampung menampilkan tari kontemporer berjudul MATTA BHUMI; Gar_dancestory asal Kalimantan Timur, menampilkan karya berjudul GESER; serta penampilan performance art yang fenomenal dari Ane Mariam seniwati asal Jerman. (ardi)