Bandarlampung (SL) – Kegiatan ini dalam rangka HUT Yayasan kemala bhayangkari ke 38. Kegiatan ini di hadiri oleh Ibu Eny Suntana Selaku Ketua Bayangkari daerah Lampung, Kapolres Lampung Utara, AKBP Eka Mulyana, di aula Polres Lampura.
Seminar Bahaya Radikalisme menghadirkan narasumber Pendiri NII Crisis Center, Ken Setiawan dari Jakarta.
Doktrin gerakan radikal menafsirkan alquran dan hadist dengan nafsunya. Menganggap diluar kelompoknya adalah kafir yang halal harta dan darahnya.
Menafsirkan hukum hanya milik Allah sehingga bila ada pemerintahan yang membuat hukum dan tidak bersyariat islam dianggap setan.
Pancasila dianggap produk hukum manusia yang uud nya banyak ysngvmelawan hukum Allah, misal perzinahan, minuman keras dll.
Jadi kalau masih meyakini pancasila sebagai sumber segala sumber hukum maka oleh kelompok radikal belum diangap beriman alias masih kafir.
Hari menurut Ken Setiawan, Antara Intolerasi dan radikalisme sudah beda tipis, artinya sekarang sudah banyak kelompok radikal di sekitar kita.
Bahkan Ken Setiawan menyampaikan bahwa masyarakat kini diadu domba dengan berita hoax yg mengatasnamakan agama, ini pola pola kelompok radikal untuk membuat kekacauan dan adu domba, seolah olah pemerintah itu gagal dan tidak sanggup memberikan rasa aman, faktanya adalah munculnya banyak berita tentang terjadinya pemukulan ulama/ kyai di beberapa daerah, padahal itu hoax.
Mereka kelompok radikal sangat senang bila kondisi masyarakat kacau dan teradu domba, Kalau membaca berita di media sosial maka bisa jadi geregetan karena beritanya yg sangat provokatif.
Nasionalisme menurut Ken Setiawan adalah peduli terhadap permasalahan sosial disekitar kita. Bohong kalau kita ucap nasionalisme tapi kita tidak peduli.
Nilai nilai pancasila dan Bhineka Tunggal Ika menurut Ken Setiawan kini sudah mulai terkikis oleh peradaban modern. Saatnya kita ingatkan kembali agar persatuan dan kesatuan terjalin.
Bela negara bukan hanya tanggung jawab aparat negara, tapi tanggung jawab kita bersama untuk berbuat sesuatu sesuai bidang yang kita bisa.
Ken Setiawan berharap kegiatan sosialisasi bahaya radikalisme terus di laksanakan agar masyarakat waspada, minimal dengan sosialisasi meluas menjadikan ruang gerak kelompok radikal menjadi sempit.
Pemuda adalah tulang tunggung bangsa, mereka adalah sasaran utama perekrutan, bila persoalan radikalisme di biarkan maka akan sangat bahaya sebab potensi menjadi teroris tinggal selangkah lagi Tutupnya.