Bandarlampung (SL)-Ahmad Rifai (50), Ayah kandung Atika Mandasari (28), warga Kota Alam, Kotabumi Srlatan, yang tewas OD setelah kencan dengan Kapolsek, lapor ke Propam Polda Lampung, dan minta proses kasus kematian Atika yang mencurigakan.
“Almarhum wafat dengan kondisi mulut berbusa, mengalir terua menerus. Sempat muntah berwarna hitam, kepalanya ada memar benjol, Kami ingin kejelasan, dan oknum Kapolsek itu bertanggung jawab, ” kata Ahmad Rifai, di dampingi Kakaknya Putra.
Menurut Rifai, Atika adalah janda anak satu usia tiga tahun. Pasca suaminya meninggal dia menafkahi anaknya. “Melalui sahabatnya Lilis, dia diajak kerja di Cafe dekat Polsek Pugung Tapak, Pesisir Barat, ” kata Rifai.
Rifai menceritakan, Sabtu, sekitar pukul 15.00, korban sempat datang menemui dirinya, dan minta sejumlah uang buat jajan anaknya. “Jam tiga sore datang minta duit mau pulang, malam dapat kabar nenek wafat di Mulang Maya, lalu saya takjiah. Pulang takjiah tidur, ” ujar Rifai.
Sekitar pukul 15.00, minggu sore, Rifai mendapat kabar dari keluarga lainnya, bahwa lihat korban sedang kritis di RS. “Saya mau mandi, belum lima menit ditelpon lagi, kasi kabar Atika sudah wafat,” ujar Rifai.
Di RS, Rifai melihat mulut korban masih berbusa, lalu Rifai bertanya kepada dokter yang bertugas. Dokter menyatakan korban sudah tidak bernyawa saat di periksa. Dirumah Sakit ada rekan korban Mardiana, Lilis. “Kita sudah lapor ke Polda, ya nyawa tidak mungkin kembali lagi. Kita mau otopsi, tapi kata pihak medis butuh biaya banyak, gimana ini kami bingung, ” katanya.
Semua kronologis, dan terkait hubungan korban dengan AKP AR, sudah dijelaskan di Polda Lampung. Bahkan AKP AR juga sudah di amanakn Propam Polda. “Kronologis dan semua cerita dan saksi saksi sudah di Polda. Termasuk hubungan almarhum dengan Kapolsek Pugung Tampak AKP Arianto, yang tinggal di Bandarlampung,” katanya, yang juga sempat melihat SMS Perwira Polisi itu kepada korban usai mengantar korban. “Sempat SMS, isinya bagaimana keadaan mu, saya sudah di Bandarlampung,” katanya.
Sebelumnya, seorang karyawan Cafe yang diduga wanita simpanan perwira Polisi AKP AR, Atika Mandasari (28) tewas sesaat setelah di larikan kerumah sakit umum daerah (RSUD) Ryacudu, Kotabumi Lampung Utara. Diduga korban tewas akibat oper dosis (OD), kobdisi mulut berbusa, setelah bepergian semalaman dengan oknum Kapolsek Gunung Tampak, Pesisir Barat, Minggu (21/1).
Penyusuran wartawan, Minggu, pagi jam 06.00, Atika tiba dirumah rekannya, di Bilangan Rejosari, Kotabumi Utara, diantar AKP AR berpakaian preman. Korban diantar dengan mobil avanza silver, dengan kondisi korban dalam keadaan tubuh dan pakaian basah kuyub, dan lemas. “Jam 6 pagi ada yag ketok pintu. Dia bilang Tika thin buka pintu. Saya buka kaget kondisi basah kuyub. Badannya dingin, saya bilang kamu abis ngapain, mabok kamu ya. Dia diantar pak Kapolsek itu, ” kata rekan Tika, saat di rumah duka.
Lalu saksi mencoba membantu korban dengan cara mengetuk tubuh korban. Korban mengaku perutnya sakit, lalu sempat muntah muntah Lalu korban tertidur, selama tidur korban sempat muntah tiga. “Korban muntahnya hitam, selam tidur tiga kali muntah, ” katanya.
Lalu, sore harinya korban terbangun tapi dengan kondisi megap megap. “Dia bangun terus megap megap, say bingung, tetus minta tolong tetangga, dan dibantu ipar dibawa kerumah sakit,” katanya.
Namun korban dinyatakan meninggal. Lalu keluarga korban berdatangan, dan sempat melapor ke Polsek Kotabumi Utara, dan Polres Kotabumi.
Paman korban Putra (53) meminta kasus kematian keponakannya di usut tuntas. Karena banyak kejanggalan atas kematian keponakannya. “Ya kami minta kasua kematiannya diusut, karena banyak keanehan. Kami tanya kepada rekan rekannya, bahwa korban dekat dengan oknum perwira Polisi, dan saat tiba di Rejo Sari, juga diantar oknum Kapolsek itu,” kata Putra, kepada wartawan, Jumat (26/1).
Korban datang dalam keadaan basah kuyup di sekujur badan saat mengetok pintu rumah saksi. “Keponakan saya saat datang dalam kondisi lemas di rumah saksi. Saksi juga sempat mengatakan bahwa saksi mengetahui sosok pria yang membawa korban Tika diduga seorang perwira polisi di salah satu Polsek di wilayah Kabupaten Pesisir Barat. “Saksi mengaku pernah melihat sosok pria itu mengenakan pakaian dinas kepolisian, dan pernah mengunjungi kantornya” ujarnya. (juniardi)