Banda Aceh (SL) -Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menyatakan saat ini di Tanah Air banyak bermunculan ‘ilmuan tukang’ yang bekerja berdasarkan pesanan, bukan memberikan penilain secara objektif sesuai dengan keilmuan yang dimiliki.
“Maksudnya adalah ilmuan yang memberikan dan mengeluarkan pendapat sesuai pesanan. Padahal, dalam konsep Islam ulama itu harus mampu mengombinasikan pikir dan zikir,” kata Mahfud MD di Banda Aceh, Selasa malam.
Pernyataan itu disampaiakannya di sela-sela memberikan tausyiah di sela-sela silaturahim dan syukuran Penganugerahan Gelar Kehormatan Doktor Honoris Causa (DR HC) kepada Adnan Ganto.
Mahfud menjelaskan cendikian dan pemikir Indonesia agar mencontoh apa yang telah dilakukan oleh Adnan Ganto yang mendarma-baktikan diri dan ilmunya untuk bangsa dan negara.
“Adnan telah melakukan itu, memberikan pendapat secara objektif, tidak memuji tapi tidak pula menjatuhkan. Beliau memetakan dan mempelajari masalah secara objektif untuk kemudian memberikan solusi dan hal inilah yang menyebabkan posisi beliau tidak tergantikan meski rezim terus berganti,” katanya.
Menurut dia, ilmuan itu tidak semata mengandalkan kemampuan berpikirnya, tapi juga menghadirkan zikir di hatinya dan hal tersebutlah yang akan mampu menjadikan seorang sebagai ilmuan yang ulil albab. Yaitu ilmuan yang tidak semata berpikir, tetapi juga berzikir atau mengingat Allah.
Mahfud MD berpesan tentang pentingnya menghadirkan zikir sembari menghasilkan buah pikir, karena hal tersebut akan menjaga ilmuan dan para intelektual dari buah pikir yang menyimpang. “Ilmuan yang disebut ulil albab itu mendasarkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada sekurang-kurangnya 3 pilar yakni Iptek dan agama yang merupakan satu kesatuan,” ujarnya. (rep/nt/*)
Sumber: repbulika.co