Bandarlampung (SL)-Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Provinsi Lampung, H. Tony Eka Candra mengecam managemen Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moeloek, yang kembali mencoreng nama Lampung terkait pelayanan kesehatan kepada warga miskin. Tony mengaku prihatin dan mengecam keras atas insiden ibu membaya pulang bayinya dengan menggunakan angkutan kota.
“Persoalan ini perlu disikapi secara serius sehingga tidak terjadi kembali dikemudian hari oleh masyarakat Provinsi Lampung, khususnya masyarakat kurang mampu. Dan sehrusnya hal ini tidak perlu terjadi. Saya selaku anggota DPRD Provinsi Lampung mengapresiasi pemberian santunan kepada keluarga korban oleh Pemerintah Provinsi Lampung. Tapi perlu kami sampaikan bahwa pemberian santunan tersebut bukan merupakan penyelesaian dari akar permasalahan yang terjadi,” jelas Tony kepada Awak media, Kamis (21/9/2017).
Dengan kejadian tersebut, Tony mendesak pihak Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek wajib melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap kinerja RSUDAM, terkait dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada, Perbaikan Sistem Administrasi, Perbaikan Sistem Pelayanan, Perbaikan Fasilitas yang layak bagi Pasien khususnya Pasien yang tidak mampu, penambahan Tenaga Medis, Dokter dan Dokter Soesialis untuk meningkatkan pelayan kepada Pasien, serta meningkatkan kesejahteraan bagi Petugas yang ada di RSUDAM.
“Meskipun Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moleok statusnya Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Namun mereka tetap berada dalam pengendalian dan pengawasan Pemerintah Provinsi Lampung. Akibat kesalahan managemen seperti yang terjadi pada warga Lampung Utara yang tidak mendapatkan pelayanan Ambulance, persoalan tersebut merupakan kesalahan dan tanggung jawab pimpinan RSUDAM, dan kesalahanan serta tanggung jawab tersebut selayaknya tidak dibebankan kepada perawat atau sopir Ambulance,” tegasnya.
Menurutnya, banyak hal yang harus diperbaiki didalam Managemen RSUDAM, seperti sarana dan prasarana, sehingga keberadanya dinilai manusiawi didalam melayani pasien rumah sakit khususnya pasien kurang mampu. Pemerintah Provinsi Lampung tidak perlu malu melihat contoh yang baik dari Program Pemerintah Kota Bandar Lampung.
“Pemerintah Provinsi Lampung dan RSUDAM bisa mencontoh Program Pemerintah Kota Bandar Lampung, seperti bagi pasien khususnya pasien kurang mampu, cukup dengan menunjukkan KTP dan Kartu Keluarga (KK) maka pasien yang bersangkutan segera mendapatkan pelayan, bila rawat inap maka akan mendapatkan fasilitas ruangan Kelas III di Rumah Sakit Umum Daerah A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung, yang sudah dianggarkan di APBD Kota Bandar Lampung. Begitu pula Program Ambulance gratis yang diterapkan oleh Pemkot Bandar Lampung, itu hal baik yang perlu kita contoh untuk kita adopsi agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat Provinsi Lampung,” ucapnya.
Dimana ada kesulitan masyarakat, disitulah pemerintah wajib hadir, karena sejatinya anggaran yang ada di dalam APBD, merupakan dana yang dikumpulkan dari masyarakat, untuk digunakan sebesar besarnya bagi kepentingan, kemakmuran, dan kesejahteraan masyarakat. “Kejadian seperti ini bukan hanya tanggung jawab RSUDAM, tetapi juga merupakan tanggung jawab Pemerintah Provinsi Lampung,” ujarnya lagi.
Adakan Ambulan Gratis di RSUD Ambdoel Moeloek
Sebab itu, Tony yang saat ini menjabat sebagai Anggota Badan Anggaran (Banang) dan sekaligus Sekretaris Komisi III DPRD Provinsi Lampung yang membidangi keuangan, bersama-sama dengan teman-teman di DPRD Provinsi Lampung, akan menganggarkan minimal lima unit Kendaraan Ambulance yang nantinya akan digunakan untuk keperluan masyarakat kurang mampu secara gratis didalam APBD Murni Tahun Anggaran 2018.
Kemudian, terkait pengelolaan ambulance gratis, dapat dikelola oleh Dinas Kesehatan Provinsi Lampung atau RSUDAM. Namun yang menjadi catatan kegunaan ambulance gratis tersebut bukan hanya berlaku bagi pasien RSUDAM saja, tetapi berlaku bagi seluruh pasien tidak mampu yang berada di seluruh Rumah Sakit di Provinsi Lampung.
Sebelumnya diberitakan, manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) menyatakan menyediakan satu unit ambulance untuk mengantar bayi Ny. Delvasari ke kampung asal Desa Gedung Nyapah, Kecamatan Abung Timur, Lampung Utara, Rabu (20/9). Karena masalah administrasi yang belum selesai, pihak keluarga tidak sabar, lalu meninggalkan Ambulance dan memilih naik angkutan umum.
Namun hal itu berbanding terbalik dengan penuturan Ardiansyah ayah bayi yang meninggal dunia. Dengan digendong ibunya, dirinya terpaksa memilih naik angkot jurusan Tanjungkarang–Rajabasa, sebelum mendapatkan layanan Ambulance gratis dari Pemkot Bandarlampung. (Jun/nt)