BANDARLAMPUNG – Laju tumbuh ekonomi Provinsi Lampung sepanjang triwulan I-2024 (Q1) bergerak lamban, bahkan melorot tajam dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dikutip dari laporan yang disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung, ekonomi Lampung Q1 2024 hanya tumbuh 3,30 persen alias tidak segagah capaian pada periode yang sama tahun 2023 yang tercatat tumbuh sebesar 4,94 persen (y-on-y).
Diketahui, Pemerintah Provinsi Lampung mentargetkan pertumbuhan ekonomi 2024 dapat mencapai 4,5 sampai 5,5 persen.
Pertumbuhan positif namun lemah itu dicapai oleh sebagian besar lapangan usaha. Lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib yang tumbuh sebesar 14,23 persen.
Administrasi Pemerintahan adalah tata laksana dalam pengambilan keputusan dan/atau tindakan oleh badan dan/atau pejabat pemerintahan meliputi fungsi pengaturan, pelayanan, pembangunan, pemberdayaan, dan perlindungan.
Pertumbuhan positif juga didampakkan oleh lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian serta Transportasi dan Pergudangan yang tumbuh masing-masing sebesar 11,55 persen dan 11,46 persen.
Lapangan usaha lainnya yang juga tumbuh cukup pesat adalah Jasa Perusahaan dan Real Estate yang tumbuh 9,91 persen dan 9,84 persen.
Sementara itu, beberapa lapangan usaha mengalami kontraksi pertumbuhan terutama pada lapangan usaha Pengadaan Listrik dan Gas, serta Pertanian, Kehutanan dan Perikanan dengan kontraksi pertumbuhan sebesar 16,90 persen dan 10,97 persen.
Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Lampung, Junanto Herdiawan mengatakan secara nominal, perekonomian Lampung pada triwulan I 2024 dihitung berdasarkan harga berlaku sebesar Rp112,09 triliun dan berdasarkan harga konstan 2020 sebesar Rp65,95 triliun.
Menurutnya kinerja perekonomian Lampung pada triwulan I 2024 tumbuh terjaga walaupun relatif lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya.
Pertumbuhan yang relatif terjaga tesebut ditopang, akibat dari masih kuatnya konsumsi rumah tangga di tengah melandainya investasi.
Konsumsi tercatat menopang kinerja perekonomian Lampung pada triwulan I 2024 dengan pertumbuhan sebesar 4,67% (yoy), relatif meningkat jika dibandingkan dengan 4,64% (yoy) pada triwulan sebelumnya.
Terjaganya konsumsi didorong oleh meningkatnya permintaan pada periode HBKN Keagamaan (Imlek dan Ramadan/Lebaran) yang tercermin dari tingginya penumpang angkutan udara dan kapal laut.
Sementaraq konsumsi pemerintah tercatat tumbuh 15,67% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,36% (yoy).
Di sisi lain, kinerja investasi tercatat tumbuh sebesar 2,31% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan 7,08% (yoy) pada triwulan sebelumnya.
Tertahannya kinerja perekonomian Lampung pada triwulan I 2024 dipicu oleh penurunan kinerja sektor eksternal, dimana kinerja net ekspor pada triwulan I 2024 tercatat terkontraksi sebesar 85,63% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang hanya terkontraksi sebesar 7,57% (yoy).
Kegiatan/Proyek masih Bertanda Bintang
Hal lain yang ikut berperan menahan kinerja perekonomian Lampung pada Q1 diduga disebabkan masih rendahya penyerapan anggaran APBD 2024. Dugaan ini didasari masih banyaknya kegiatan di OPD yang diberi tanda bintang.
Sementara kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Regional Lampung hingga 31 Maret 2024 juga masih relatif rendah.
Realisasi Belanja Negara mencapai Rp7.626,33 miliar, atau setara dengan 24,07% dari pagu yang telah ditetapkan, dengan pertumbuhan sebesar 7,26% (yoy).
Belanja pegawai untuk Tunjangan Hari Raya (THR) dalam rangka perayaan Idul Fitri adalah salah satu pendorong utama tumbunhya belanja negara sepanjang Q1. Sehingga Belanja Pemerintah Pusat meningkat 56,38% (yoy), termasuk untuk mendukung penghitungan suara Pemilu 2024, pembangunan infrastruktur jalan, irigasi, jaringan, serta bantuan pendidikan tinggi Islam melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.
Sedangkan kinerja Transfer Ke Daerah mengalami kontraksi sebesar -6,26% (yoy), realisasi Dana Desa dan DAU tumbuh masing-masing sebesar 70,50% (yoy) dan 0,31% (yoy).
Dana Desa di Provinsi Lampung telah disalurkan sebesar Rp636,40 miliar, dengan penyerapan tertinggi pada Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa. Contohnya pada Desa Mekar Mulya yang telah mewujudkan prestasi menginspirasi. Dengan 11 dusun yang meliputi hamparan pekarangan, perkebunan, dan sawah seluas 889 hektar, Desa Mekar Mulya telah menjadi model keberhasilan dalam memanfaatkan Dana Desa sejak tahun 2015.
Di sisi pendapatan, realisasi Pendapatan Negara mencapai Rp2.150,95 miliar, atau sekitar 19,24% dari target yang telah ditetapkan, mengalami kontraksi sebesar -4,73% (yoy), yang dipengaruhi oleh ketidakpastian global dipicu oleh ketegangan geopolitik yang semakin meningkat.
Meskipun demikian, pendapatan dari Bea Masuk dan Pendapatan Negara Bukan Pajak tetap menunjukkan pertumbuhan yang signifikan masing-masing sebesar 14,28% (yoy) dan 39,51% (yoy). (iwa)