
Pemudik Kecewa Pelayanan Damri Pemudik Terdampar di Full Stasiun TanjungKarang, di Bakaheni Antrian Bus Hingga Belasan Jam?
Bandar Lampung, sinarlampung.co-Ratusan pemudik mengaku kecewa lantaran harus menunggu berjam-jama di stasiun DAMRI Tanjung Karang akibat keterlambatan bus yang akan mengangkut mereka ke Jakarta, Minggu 6 April 2025 malam.
Warga Nusa Tenggara Timu, Jangga Umma yang hendak pulang ke Kampung Halamannya, namun harus menunggu lebih dari satu jam setengah di Stasiun DAMRI Tanjung Karang itu. “Saya terpaksa menaiki DAMRI karena kehabisan tiket pesawat. Tetapi tetap tertunda karena bus yang akan ditumpanginya terlambat datang. Saya naik bus, karena tak kebagian tiket pesawat,” ujarnya.
Menurut Jangga Umma dirinya sudah menunggu kurang lebih dari satu jam setengah, tapi bus juga belum datang. “Saya nunggu kurang lebih dari jam 9, jadwal tiketnya berangkat jam 22.00 WIB. Tapi sampe jam 22.30 WIB belum berangkat juga,” katanya.
Sandi, warga Bandar Lampung, tujuan Jakarta, juga terlihat kesal. Dia juga kehabisan tiket sehingga memutuskan naik DAMRI. “Kita berharap Damri bisa lebih baik pelayanannya. Harusnya sudah ada penambahan dermaga bus. Kalau bisa, stasiun ini diperluas, bus juga ditambah, jadi tidak ada numpuk gini,” ujarnya.
Hingga pukul 23.30 WIB, pantauan di lokasi menunjukkan para penumpang masih bertahan menunggu di area terminal keberangkatan, sebagian besar duduk di lantai sambil menahan rasa kecewa dan kelelahan. Sebelumnya, insiden serupa juga dilaporkan oleh warga sekitar. Dikatakan bahwa keterlambatan keberangkatan kerap terjadi, bahkan dalam kasus sebelumnya bus baru tiba sekitar pukul 02.00 dini hari.
Belasan Jam Antri di Pelabuhan Bakauheni

Para penumpang bus juga mengeluhkan lamanya waktu tunggu untuk naik kapal di Pelabuhan Bakauheni, Lampung, saat arus balik Lebaran 2025. Mereka mengaku harus menunggu hingga belasan jam karena keterbatasan kuota kendaraan besar seperti bus yang diperbolehkan naik ke kapal.
Kepaa wartawan salah seorang sopir bus menyatakan bahwa pihak ASDP hanya memberi jatah dua unit bus untuk setiap kapal. Kebijakan tersebut dinilainya sangat merugikan dan tidak adil bagi penumpang yang telah menunggu lama di pelabuhan. “Pihak ASDP Pelabuhan Bakauheni lebih mengutamakan kendaraan pribadi. Kami harus menunggu sampai 10 jam baru bisa naik kapal,” keluh sang sopir, Minggu 7 April 2025.
Namun, Humas ASDP Cabang Bakauheni, Saiful Harahap membantah keluhan itu. Saiful mengatakan bahwa pihaknya menyediakan kuota 8 hingga 10 bus dalam satu kapal, bukan hanya dua seperti yang dikeluhkan. “Nggak benar kalau cuma dua bus. Kita siapkan 8 sampai 10 bus per kapal. Kalau memang mereka antre di pelabuhan, ya itu masih dalam koordinasi kami. Tapi kalau mereka antre di rest area, itu bukan tanggung jawab kami,” jelas Saiful.
Menurut Saiful bahwa manajemen arus kendaraan di pelabuhan sangat dinamis dan dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk waktu kedatangan kendaraan dan koordinasi dengan operator bus. Seiring padatnya arus balik Lebaran, ASDP mengimbau kepada seluruh pengguna jasa penyeberangan untuk mematuhi aturan dan mengikuti jadwal yang telah ditentukan demi kelancaran proses penyeberangan. (red)