Medan, sinarlampung.co-Kematian wartawan Tribratatv.com, Riko Sempurna Pasaribu (47), bersama istri Elfrida Ginting (48), anaknya Sudi Investi Pasaribu (12) dan balita Loin Situngkir (2) cucu, masih menjadi perhatian serius Kepolisian Polda Sumatera Utara. Korban dibakar atau terbakar.
Spekulasi menyebutkan beberapa hari sebelum rumahnya terbakar, korban sedang getol memberitakan maraknya perjudian di wilayah Kabupaten Karo, dan mendapat teror dianvam akan dibunuh oleh anak buah bos judi. “Terbakar atau dibakar,” kata BP (56) sahabat dekat korban, Kepada wartawan di Karo, Kamis 28 Juni 2024.
Menurut BP, tiga hari sebelum kejadian, Senin 24 Juni 2024, korban sempat bercerita dan berkeluh kesah atas teror dari orang yang tak dikenal, semenjak korban menyoroti maraknya judi di Karo.
“Aku sekarang diincar-incar anak buah bos 303 bang bro. Makanya kuganti nomor HPku sekarang bang. Bantu aku bang, nyawaku terancam sekarang,” ujar BP menirukan ucapaka korban kepadanya.
Mendengar keluh kesah korban, BP menyarankan Korban untuk membuat laporan polisi ke Polres Tanah Karo. “Saya langsung sarankan korban lapora polisi, ” Katanya.
Karena itu, BP berharap, aparat penegak hukum dalam hal ini Polres Tanah Karo dan Polda Sumut mengusut tuntas atas adanya kejanggalan dalam peristiwa ini, apakah korban Riko Sempurna Pasaribu terbakar atau dibakar. “Supaya hal ini tidak menjadi polemik yang berkepanjangan yang menimbulkan asumsi negatif dikalangan masyarakat, ” Ucapnya.
Pelaksana Harian (PlH) Kapolres Tanah Karo AKBP Oloan Siahaan menyebutkan, kebakaran tersebut terjadi pada, Kamis 27 Juni 2024 dini hari sekira pukul 03.30 WIB, mengakibatkan empat orang meninggal dunia.
Berdasarkan keterangan saksi-saksi disekitar lokasi, ada empat orang yang tinggal dirumah itu yakni, Rico Sempurna Pasaribu (47) suami, Elfrida Ginting (48) istri, Sudi Investi Pasaribu (12) anak dan Loin Situngkir (2) cucu.
Oloan Siahaan menyebutkan terkait penyebab kebakaran sampai saat ini masih dalam proses penyelidikan di TKP (Tempat Kejadian Perkara).
“Untuk penyebab kebakaran masih kita selidiki. Namun diketahui bahwa korban ada menjual BBM eceran di warungnya. Dan untuk Tim Laboratorium Forensik Polda Sumut, saat ini bersama kami juga telah sampai di TKP dan sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut,” kata Kapolres, di TKP.
Hasil Olah TKP
Dari hasil investigasi pengolahan TKP, Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Sumatera Utara mengungkap sejumlah fakta penting terkait peristiwa tragis tersebut.
Pertama, lokasi api pertama kebakaran (LAPK) ditemukan di permukaan lantai dekat dinding kanan rumah (warung). Lokasi ini juga berdekatan dengan tempat ditemukannya keempat jenazah korban di sebuah kamar sempit berukuran 2×3 meter.
Kedua, hasil pemeriksaan dari rangkaian listrik, menunjukkan bahwa tidak ada indikasi korsleting listrik sebagai penyebab kebakaran.
Ketiga, menurut keterangan saksi, korban baru kembali ke rumah sekitar pukul 01.00 WIB, sedangkan kebakaran terjadi sekitar pukul 03.30 WIB.
Keempat, di dalam rumah yang berukuran sekitar 3,5×9 meter tersebut, korban menyimpan bensin sebagai barang dagangan, selain gas serta kebutuhan sehari-hari lainnya.
Dari adanya barang-barang di warung tersebut, disimpulkan bahwa suara ledakan yang didengar para saksi disebabkan oleh intensitas kebakaran yang tinggi, dipicu oleh bahan bahan yang mudah terbakar seperti pertalite dan gas ukuran 3 kg.
Oloan, menyebutkan temuan-temuanini merupakan temuan sementara itu adalah dari hasil pemeriksaan di TKP oleh Tim dari Labfor Polda Sumut kemarin.
“Dengan temuan temuan ini, diharapkan penyelidikan lebih lanjut dapat mengungkap secara jelas penyebab dan kronologi kebakaran yang merenggut nyawa ini, “ kata Kapolres.
Oloan, menambahkan, pihaknya akan terus melakukan penyelidikan mendalam untuk mengungkap fakta fakta secara keseluruhan dalam kasus ini.
Jenazah Sempura dan tiga anggota keluarganya sudah dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Salid, Kecamatan Tigapanah, Karo. Terlihat sanak saudara ikut mengantarkan korban ke tempat peristirahatan terahir.
Adik kandung Sempurna, Liber Pasaribu, juga berharap polisi segera mengungkap penyebab kebakaran. Dengan terungkapnya penyebab kebakaran itu, keluarga bisa tenang dan masyarakat tidak termakan isu yang tidak bertanggung jawab.
“Kami mewakili korban memohon maaf apabila korban ada salah, dan kami berharap Kepolisian segera menjelaskan penyebab kebakaran agar tidak membuat gaduh di kalangan masyarakat,” ucapnya. (Red)