Bandar Lampung (SL) – Pernyataan mantan Bupati Lampung Barat, Parosil Mabsus yang dianggap menyakitkan dan memecah belah umat Islam, menuai reaksi keras dari berbagai pihak.
Edi Agus Yanto, Sekretaris Korwil Fokal Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Provinsi Lampung, menilai bahwa pernyataan Parosil Mabsus tidak hanya mencederai partai dan ormas, tapi juga mencederai umat Islam dan merusak demokrasi.
“Sangat disayangkan sebagai mantan bupati yang dipilih oleh rakyat secara langsung dan mayoritas dipilih umat Islam, tidak bisa menjadi contoh yang baik bagi masyarakat, malah membuat pernyataan memecah belah persatuan dan persaudaraan dan termasuk ranah ujaran kebencian dan membuat gaduh,” kata Edi Agus Yanto.
Edi Agus Yanto juga mengingatkan bahwa pertarungan politik pemilu 2024 tidak boleh menghalalkan segala cara tanpa menggunakan norma etika demi sebuah kekuasaan yang sifatnya sementara dan terbatas 5 tahunan.
“Padahal salah satu tugas politisi itu memberikan pendidikan politik yang mencerahkan dan mencerdaskan masyarakat,” ujar Edi Agus Yanto.
Edi Agus Yanto berharap, kejadian ini dapat menjadi pelajaran bagi masyarakat dalam memilih pemimpin di semua level kepemimpinan, mulai dari kepala desa sampai dengan Presiden. Begitu juga legislatif, mulai dari DPRD kabupaten/kota sampai dengan DPR/DPD RI.
Artinya, memilih pemimpin tidak boleh sembarangan. Pemimpin pantas dipilih adalah mereka yang mempunyai kapasitas dan kapabilitas, sehingga bisa bisa menjadi tauladan semua golongan.
“Jangan sampai kita memilih pemimpin yang hanya bisa memecah belah dan membuat gaduh,” ujar Edi Agus Yanto. (Wagiman)