Lampung Selatan (SL)-Saat masyarakat Lampung SElatan sedang berjuang menghadpai Covid-19. Penyaluran penyaluran bantuan pangan non tunai (BPNT) di Lampung Selatan justru bermasalah, dan ironisnya hampir terjadi diseluruh Kecamatan se Lampung Selatan.
Baca: Bantuan PKH Kecamatan Merbau Mataram dan Katibung Ayam “Ufkir” Apel dan Kentang Busuk
Baca: Ketua Kelompok Program Pra-Sejahtera Kertosari Diduga Sunat Bantuan PKH
Warga minta Bupati Lampung Selatan Nanang segera mengambil tindakan. Selain merugikan keuangan negara, juga merugikan masyarakat penerima bantuan yang memang mayoritas orang tak mampu. Pelaku melibatnya penyalur hingga pejabat daerah. Karena meski dikritik dan di protes, namun seperti tak menggubris. Selain memotong nominal, juga dengan kualitas tidak layak konsumsi.
Penyaluran bantuan pangan non tunai (BPNT) bermasalah di Kecamatan Tanjung Bintang, Merbau Mataram, dan Katibung, juga terjadi di Kecamatan Tanjung Sari, dan Kecamatan Ketapang, Kabupaten Lampung Selatan. Bantuang yang diberikan langsung dari pemerintah kepada para keluarga penerima manfaat (PKM) di Bulan April 2020, yang dikatagorikan harus layak gizi dan lauk, tapi justru banyak yang tak layak untuk dikonsumsi.
Penyaluran BPNT dalam program sembako untuk April 2020 di Kecamatan Tanjung Sari, para PKM menerima dalam bentuk buah apel hijau berukuran kecil setengah kg, ayam hidup yang diperkirakan bobotnya tidak mencapai 1 kg, wortel 1 kg, kacang hijau seperempat kg, telur 14 biji, dan beras 10 kg.
Namun masyarakat menengah ke bawah penerimanya rata-rata orang tua mengeluhkan bantuan itu, karena untuk buah dan sayuran yang rata-rata banyak yang busuk. Selain itu, kondisi beras juga dinilai asal. “Katanya ini bantuan untuk tambah gizi masyarakat. Serta untuk mencegah stunting,” kata warga.
“Ini malah dikasih bantuannya banyak yang busuk. Terlebih musim corona seperti ini, masa iya busuk semua. Kalau busuk seperti ini ya bisa-bisa malah banyak virus dan penyakit,” tambah Sn salah satu penerima BPNT di salah satu desa yang berada di Kecamatan Tanjung Sari, Sabtu 11 April 2020.
Keluhan lainnya, juga dirasakan oleh penerima BPNT lainnya yang menganggap pemerintah dinilai teledor dalam hal pemberian bantuan kepada masyarakatnya. Kalaupun kondisinya akan terus seperti ini, nantinya tentu yang berimbas ke pendamping program keluarga harapan (PKH), yang juga mengelola bantuan BPNT.
“Kualitas BPNT yang diterima bulan ini sangat buruk. Apa karena lockdown, jadi pemerintah asal pilih produknya. Kalau seperti itu, harusnya ya justru kualitasnya harus ditingkatkan. Kami juga, tidak menyalahkan pendamping PKH dan pengurus desa ya. Sebab ini langsung dari atasan,” ujar masyarakat lainnya yang turut merasakan kualitas BPNT bulan April yang sangat buruk.
Hal itu juga terjadi di Kecamatan Tanjung Bintang, Merbau Mataram, dan Katibung, yang mendapatkan barang BPNT dengan kualitasnya sangat buruk. Terlebih untuk buah-buahan, dimana ditiap Kecamatannya jenis buah yang diberikan berbeda dan kondisi busuk. “Kami berharap bupati tidak diam,” katanya. (joe/red)