Palu (SL)— Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi ada sekitar 5000 warga dinyatakan hilang dalam bencana alam Gempa dan Tsunami Kota Palu, kabupaten Donggala dan Sigi pada 28 September kemarin. 5000 orang yang diperkirakan hilang tersebut berasal dari dua wilayah yakni Kelurahan Balaroa dan Petobo, namun jumlah tersebut diakuinya belum di verifikasi tim dilapangan.
“Jumlah 5.000 ini berdasarkan laporan lisan yang disampaikan kepala desa. Berapa pastinya belum tahu, itu angka hanya perkiraan di Balaroa dan Petobo,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di gedung BNPB, Jakarta, Minggu (7/10) dikutip CNNIndonesia
Menurutnya angka 5000 tersebut disampaikan kepala desa dan kelurahan berdasarkan informasi dari warga yang mengaku kehilangan sanak saudaranya. “Data ini akan kita verifikasi lagi, karena belum ditemukan. Bisa jadi mereka mengungsi di beberapa daerah lain seperti Makassar, Manado, Jakarta, jadi pastinya tidak tahu,” katanya.
Namun menurut dirinya, tidak menutup kemungkinan korban yang hingga saat ini belum ditemukan juga menjadi korban tertimbun reruntuhan bangunan tertimbun tanah akibat likuifaksi yang terjadi di wilayah petobo “Apakah berasal dari rumah kosong, rumah isi, rumah ambruk kena lumpur, ya campur semua disitu. Diperkirakan hilang, ya belum ditemukan,” imbuhnya.
Hingga hari ini, jumlah korban tewas akibat gempa dan tsunami Palu mencapai 1.763 orang. Jumlah ini bertambah dari korban meninggal pada Sabtu (6/10) kemarin yakni 1.649 orang. (net)