Padang (SL)-Yayasan Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) PWI bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI merumuskan kurikulum jurnalisitik untuk netizen, Rabu (7/2/18). Agenda dibuka oleh Ketua Umum PWI Pusat Margiono itu dilaksanakan sekitar pukul 13.00 WIB, di Premier Basco Hotel, Padang, Sumatera Barat.
Ketua Bidang Pendidikan PWI Pusat sekaligus Ketua Yayasan SJI, Marah Sakti Siregar, menyatakan penyusunan kurikulum itu merupakan agenda lanjutan dari pertemuan seluruh Kepala SJI se Indonesia yang digelar pada bulan lalu, di Solo, Jawa Tengah.
Tujuannya, agar para netizen dapat menggunakan bahasa yang sopan, sesuai dengan kaidah jurnalistik. Selain itu, mencegah netizen agar tidak memposting dan membagikan konten yang mengandung unsur pornografi dan SARA. Menurut dia, kegiatan ini melibatkan seluruh Kepala SJI, pengajar SJI, Dewan Kehormatan dan pengurus PWI se Indonesia.
Mara Sakti mengatakan pendekatan edukasi dalam melawan hoax harus dilakukan melalui gerakan yang sistematik dengan merangkul semua warganet. “Saya yakin tidak semuanya (warganet) mau diedukasi. Kita sudah coba, blogger-blogger itu, tidak semuanya mau diedukasi. Tapi minimal melalui gerakan literasi di media sosial, dapat mengurangi dampak signifikan dari hoax. Apalagi di moment Pilkada Serentak 2018. Manfaatnya akan sangat terasa,” terangnya.
Workshop Penyusunan Kurikulum Jurnalistik untuk Netizen ini diikuti oleh seluruh Kepala Sekolah Jurnalistik Indonesia (SJI) dan Wakil Ketua Bidang Organiasi PWI Provinsi di seluruh Indonesia. Bergerak sebagai narasumber, sejumlah tokoh pers Indonesia seperti, Mara Sakti Siregar, Bagir Manan, Edwar Depari, Ahmed Kurnia, Widodo Asmowiyoto.
Mara Sakti menjelaskan, gerakan edukasi serupa melawan hoax, pernah dilakukan sebelumnya, saat PWI Pusat sukses melakukan pendekatan edukasi untuk infotainment. “Kita rangkul infotainment, lalu kita terapkan kaidah-kaidah jurnalistik, dan berjalan sukses,” ujarnya.
Selanjutnya, Mara Sakti berharap melalui Workshop Penyusunan Kurikulum Jurnalistik untuk Netizen ini pada gilirannya dapat semakin meningkatkan kualitas jurnalisme di Indonesia yang dapat menanggulangi hoax.
Dikesempatan yang sama, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Yeflin Laundri mengucapkan terima kasih, atas nama pemerintah provinsi Sumatera Barat, kegiatan ini diharapkan berhasil dan menjadi suatu peluang tersendiri bagi Sumatera Barat, untuk menggelar kegiatan serupa di kemudian hari.”Karena pendidikan jurnalis bukan untuk kepentingan wartawan saja tapi juga untuk netizen. Harapannya, orang lain yang belum tau Sumatera Barat, bisa tau dari bapak dan ibu,” tandasnya.
Sementara Kepala SJI Lampung, Andi S Panjaitan mengatakan, workshop perumusan kurikulum jurnalistik itu akan membahas sejumlah materi terkait keterampilan standar jurnalistik, tekhnik mencari dan menulis berita, pengumpulan data dan foto dan lainnya.
Menurut Andi, SJI PWI Provinsi Lampung akan menghadiri workshop itu dengan dipimpin Wakil Ketua PWI Bidang Pendidikan Provinsi Lampung, Ratna Minangsari didampingi Ketua Yayasan SJI Lampung, Nizwar. “SJI PWI Lampung akan ikut berpartisipasi dalam workshop khusus untuk internal pwi itu,” ujar Andi Panjaitan.
Sebelumnya, PWI dan Kemenkominfo sudah melaksanakan kegiatan Literasi Digital Citizenship untuk Generasi Milenial di pagi hari. Kegiatan yang dibuka langsung oleh Sekjend PWI Pusat, Hendri Bangun itu dihadiri oleh ratusan pelajar dan mahasiswa di Padang. (ap/nt/*)