Bandara Lampung (SL)-Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Provinsi Lampung, mengikuti Dialog Lintas Agama terkait pemeliharaan dan penguatan kerukunan umat beragama di Provinsi Lampung, di Hotel Horison Lampung, (23/4/2019).
Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Lampung, Muhammad Shofwan Taufiq, saat mengikuti Dialog Lintas Agama mengatakan Keutuhan dan kedaulatan Indonesia sebagai sebuah negara kian menghadapi tantangan yang berat, dimana persoalan politik dan sosial dewasa ini, bermain peran begitu hebat dalam menentukan wajah negara bangsa yang menganut berbeda-beda tapi tetap satu pada masa depan.
“Dialog Lintas Agama terkait pemeliharaan dan penguatan kerukunan umat beragama, Rukun ragaku, Damai jiwaku, jaya Indonesiaku, Untuk itu, sangat penting sekali merawat Kerukuna Antar Umat Beragama di daerah melalui peran generasi Muda karena peran sentral pembangunan bangsa ada di tangan pemuda, ucapnya.
Nur Aliefosia, SH, MM. Kepala Bidang Bina Lembaga Kerukunan Agama dan Lembaga Keagamaan dalam acara Pembinaan Generasi Muda Lintas Agama menyampaikan bahwa definisi kesatuan (unity) bukan keseragaman (unifomity), sehingga Ini yang menyebabkan pada Proklamasi 1945 ditambah dan dipertegas dengan kalimat ”Bhineka Tunggal Ika” sebagai semboyan hidup berbangsa.
“Artinya, menurut Ishad bangsa Indonesia memang satu, namun beraneka ragam agama dan budaya. Ibarat sebuah taman, rakyat dituntut untuk menjaga, menyiram, dan mengembangkannya sehingga rumah Indonesia menjadi semakin indah dan nyaman dihuni oleh semuanya,” ujarnya.
Karena itu, Negara harus memperkuat pemahaman kehidupan kita beragam, bukan seragam, dan perlu sekali membangun kebinekaan bukan hal yang mekanistis teknis, melainkan suatu hal yang dinamis, “Dimana kelompok dan komponen bangsa harus tetap bersatu padu dalam ketunggal-ikaan sebagai satu masyarakat, bangsa dan negara Indonesia” paparnya.
Dr. Ubaidilah Kepala Subdit Lembaga Keagamaan Kementerian Agama Provinsi Lampung, Adapun untuk merawat kerukunan perlu dilandasi dengan sikap Toleransi, saling pengertian, saling menghargai, saling menghormati, saling kerjasama dalam berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Bahwa Konflik antar-umat beragama umumnya tidak murni disebabkan oleh faktor agama, tetapi oleh faktor politik, ekonomi atau lainnya yang kemudian dikaitkan dengan agama, dengan membaca Basmaala acara Dialog Lintas Agama terkait pemeliharaan dan penguatan kerukunan umat beragama di Provinsi Lampung di buka, tutupnya.
Acara tersebut diikuti oleh generasi muda dan aktivis lintas agama seperti Ansor, Pemuda Muhammadiyah, Fatayat, pemuda katolik, Pemuda Kristen, pemuda Budha dan Konghuchu. (Wagiman)