
Bandarlampung (SL)-Kematian mahasiswi Universitas Bandar Lampung (UBL) Retina Ratri (19), warga jalan Hi. M. Salim, Kelurahan Way Lunik, Kecamatan Panjang, yang diduga menjadi korban penjabretan, pada Rabu (25/10) malam sekitar pukul 19.00 WIB di jalan Gatot Subroto, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Bumi Waras, ramai dibicarakan Nitizen. Mereka minta polisi mengusut kasus tersebut.
Rentry, sempat dirawat di RS Bumi Waras, kemudian dalam kondisi koma, dirujuk ke RSUD Abdoel Moeloek, dan Kamis (26/10), sekitra pukul 4.30, korban dinyatakan meninggal dunia. Rentri mengalami luka memar dibagian wajah sebelah kiri, dan luka parah dibagian punggung, terdapat luka bakar seperti bekas knalpot dipunggung, dan terdapat bekas jeratan dibagian lehernya, yang diduga akibat akibat jeratan tali tas anaknya.
Korban pertama kali, ditemukan warga tergeletak ditepi jalan, di Jalan Gatot Subroto, tak jauh dari Hotel Novotel, Garuntang, Telukbetung Selatan. Petugas sempat kebingungan karena tidak ditemukan identititas, dan jalan dengan kondisi minim penerangan.
Berkat tanda tanda stiker di motor yang tak jauh dari lokasi korban, diketahui nama dan kampus tempatnya kuliah. Warga memprediksi korban menjadi korban jambret. Kabar kematian Rentry, menjadi viral diacun facebook, bahkan acun Retina Ratri, kebanjiran pesan belasungkawa. Komentar nitizen pun, sempat terbaca hingga 10.000 lebih pembaca.
Eko Suhardianto (53), ayah korban mengatakan sebelum meninggal anaknya, mahasiswi semester III Prodi Manajemen UBL sempat mengalami koma, di Rumah Sakit Bumi Waras, dan dirujuk ke RSUD Abdul Moeloek. “Anak saya dimakamkan di pemakaman setempat deket rumah,” kata Eko yang bekerja sebagai penjaga sekolah SDN 2 Way Lunik itu.
Menurut Eko, dia mendapat kabar awal, anaknya mengalami kecelakaan dan tak sadarkan diri di tepi jalan. Ada petugas Polsek Teluk Betung Selatan, memberitahukan kalau Retina tak sadarkan diri usai mengalami kecelakaan.
“Polisi sempat bingung mencari identitas anaknya, ketika ditemukan terbaring tak sadar dibawah pohon beringin dekat Novotel. Polisi tau alamat karena lihat stiker UBL di motornya dan menemukan binder bernama Reinta Ratri, kemudian petugas menelpon pihak UBL,” kata Eko.
Lalu, marekting UBL, menghubungi Eko, tentang kabar anaknya, yang disebut mengalami kecelakaan, dan Petugas Polsek mendatang rumahnya. “Lalu saya cepat ke rumah sakit,” katanya, yang tinggal dilingkungan SDN 2 Way Lunik.
Siti Mutarifah (53), ibu korban mengatakan korban baru pulang usai mengiktui perkuliahan. Biasanya anak gadisnya itu pulang hingga pukul 21.00 karena banyak jam kuliah, dan tugas yang menumpuk.
“Retina juga aktif dalam Organisasi Mahasiswa AntiNarkoba (OMAN) yang ada di UBL. Saat itu memang anaknya pulang lebih awal, katanya mau belajar untuk mempersiapkan ujian tengah semester (UTS). “Hari itu, dia ga pamit. Biasanya pamit sama saya dan bapak sekalian minta ongkos kuliah, waktu itu nyelonong aja. Saya kaget dan shok dengar kabar anak saya,” kata Siti, berlinang.
Hingga kini, Eko, dan keluarganya, belum bisa memastikan penyebab kematian putri bungsunya itu. Eko dan teman teman kuliahnya menduga Retina Ratri menjadi korban jambret, karena jalur yang dilalui korban adalah dikenal rawan penjaabretan. “Jalan Jendral Gatot Subroto itu memang rawat jabret. Sudah sering ada kabar dan berita tentang korban jabret di jalan itu,” katanya.
Eko berharap polisi bisa mengungkap kasus kematian anaknya, jika memang itu kasus jambret, anaknya menjadi korban terakhir. “Saya berharap anak saya jadi korban terakhir. Saya minta pak Walikota bisa memberi penerangan di sepanjang jalan itu, jangan sampai ada korban lain,” katanya.
Kapolsek Telukbetung Selatan, Komisaris Listiyono Dwi Nugroho membenarkan kejadian tersebut, namun belum bisa memastikan apakah korban mengalami jambret, begal, atau murni kecelakaan lalu lintas.
Retina diketahui tergeletak tak sadarkan diri di dekat gudang PT CTLM depan jalan Jendral Gatot Subroto sekitar pukul 18.30 WIB, kemudian dievakuasi petugas, dan petugas juga berusaha mencari alamat korban. “Jadi belum bisa kita simpulkan penyebabnya, awalnya kita duga lakalantas, karena saksi mata satpam di sekitar lokasi tidak melihat adanya penjambretan, karena hanya mendengar suara seperti kendaran yang jatuh dan melihat korban sudah tergeletak,” kata Listiyono.
Listiyono mengaku sudah membentuk Tim untuk melakukan penyelidikan untuk mengungkap, motif dan penyebab kematian korban. Proses hunting untuk mengungkap fakta, berdasarkan keterangan saksi, dan olah kejadian juga sudah dijalankan, dan hunting daerah sektiar untuk pengamanan juga terus dijalankan. Kapolsek mengakui minimnya penerangan di sepanjang jalan tersebut, berpotensi menjadi sasaran pelaku kejahataan.
Juned, warga tak jauh dari lokasi kejadian, membenarkan sepanjang jalan Gatot Subroto rawan jambret. Dalam dua bulan terakhir mendengar ada dua tindakan penjambretan, yang pertama wanita karyawan Bank swasta jadi korban, juga pada September lalu, ada wanita juga mengalami kecelakaan.
Siti Muarifah, juga berharap polisi bertindak cepat dan mengungkap peristiwa musibah yang menimpa anaknya hingga tewas. Siti yakin anaknya tewas bukan karena korban kecelakaan lalu lintas, namun dijambret. Tas selempangan yang diipakai sehari-harinya untuk kuliah tidak ditemukan. “Kalau Retina terjatuh murni karena kecelakaan, tentu tas yang dibawanya tidak akan hilang,” kata Siti.
Dilokasi, warga warga hanya menemukan ponsel, yang disimpan dalam saku. Dalam tas tidak ada barang-barang berharga, dan hanya berisi mak-up bedak-bedak. “Saat melihat jenazahnya, kok lehernya terluka begini,” katanya. (nt/Jun)