Bandar Lampung (SL)-Pohon anti virus corona Eucalyptus jenis Globulus, sepertinya hanya satu satunya di Indonesia yang ditanam petani di Lampung. Bibit pohon itu awalnya di pesannya dari Australia, kemudian dikebangkan sendiri.
“Ya sepertinya cuma kita di Indonesia yang tanam pohon Eucalyptusjenis jenis Globulus, yang saya tahu ada petani Eucalyptus jenis Deglupta, dan Eucalyptus jenis Pellita. Jenis Deglupta dan Pellita umumnya untuk olaha kayu, hiasan, atau bangunan,” kara Eko petani minyak Eucalyptus jenis Globulus, di Bandar Jaya, Lampung Tengah.
Menurut Eko, dari keterangan lounching kementan itu, jenis yang digunakan untuk bahan antivitus Corona itu Eucalyptus jenis Globulus. “Ya kebetulan punya kita. Selama ini untuk usaha rumahanya. Jadikan minyak angin istilah kita mah. Mudah mudahan itu benar, sehingga kaya manfaat, dan bisa bermanfaat,” katanya.
Eko mengaku motivasi selama ini menanam pohon itu ya untuk usaha. “Ya untuk usaha industri kecil kecilan mas. Sepertinya itu yang belum ada, jadi saya baca baca di internet. Dulu beli bibitnya sedikit, saya kembangkan pembibitan dari bijinya. ya cuma sedikit, demi sedikit,” ujarnya.
Sebelumnya pohon penghasil Eucalyptus yang dilaunching Kementerian Pertanian (Kementan) sebagai inovasi antivirus Covid-19 berbasis eucalyptus, ternyata sudah lama di taman dan diproduksi industri rumahan oleh petani minyak Eucalyptus Globulus di Lampung.
Hasil Home Industri Minyak Eucalyptus Globulus itu milik Eko, petani minyak Eucalyptus Globulus di Bandar Jaya, Lampung Tengah. Kepada sinarlampung, Eko mengaku setengah tidak percaya saat menyaksikan siaran lounching oleh Kementan itu, Dia sampai membaca berulang ulang, untuk memastikan yang disebut itu adalah benar tanaman yang di tanam, dan dia produksi selama ini. “Itu benarkan mas,” tanya Eko kepada sinarlampung, Jum’at 8 Mei 2020.
Jika itu benar, kata Eko, dirinya sudah menyiapkan sampel produksinya, untuk disumbangkan atau menyumbangkan minyak eucalyptus hasil perkebunan miliknya ke Gugus Tugas Penanganan Covid 19 Provinsi Lampung. “Meski baru produksi terbatas, jika benar saya ingin membantu nyumbang untuk diuji cobakan ke Gugus Tugas di Provinsi Lampung. Kita utamakan daerah kita dulu,” kata Eko yang ingin berbuat untuk Lampung. (Juniardi)