
Padang (SL)-Keindahan alam Minangkabau yang juga kaya dengan aneka sajian kulinernya sudah lama tersohor hingga ke pelosok tanah air bahwa belahan dunia. Destinasi wisata yang hampir merata di seluruh kabupaten/kota itu kini kembali berbenah dengan menambahkan hotspot kunjungan, yang diharapkan akan menjadi daya tarik bagi wisatawan yang datang ke Sumatera Barat.
Dan mengembalikan kejayaan wisata daerah yang dikenal dengan sebutan Tanah Minang. Sebanyak 60 wartawan pariwisata se-Indonesia yang menjadi peserta Famtrip dalam rangkaian Hari Pers Nasional (HPN) 2018, diberi kesempatan oleh Dinas Pariwisata Sumatera Barat (Sumbar) untuk menikmati destinasi wisata di Kota Padang, Bukittinggi, Payakumbuh dan Kabupaten Agam.

Rombongan Famtrif HPN 2018 yang tiba di Bandara Internasional Minangkabau, Senin (5/2/18) langsung menuju ke Kota Padang, yang juga menjadi pusat pelaksanaan HPN 2018. Selama di Kota Padang, rombongan dijamu makan malam oleh panitia lokal di Restoran Sederhana yang menyajikan masakan khas Padang, termasuk rendang yang telah diakui sebagai makanan paling enak se-dunia.

Kendati harapan untuk berbincanang- bincang dengan Gubernur Sumbar maupun Kepala Dinas Pariwisata tak terwujud karena kesibukan mempersiapkan agenda puncak HPN 2018 yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, rombongan cukup terkesan dengan layanan yang diberikan pihak Decta Tour yang ditunjuk panitia lokal untuk mendampingi peserta Famtrif city tour di sekeliling Kota Padang.

Hari kedua pelaksanaan Famtrif, Rabu (8/8/12) rombongan langsung menuju Istana Pagaruyuang yang terletak di Kabupaten Tanah Datar. Bentangan alam Tanah Datar yang mengusik pandangan mata itu. Desa itu masuk dalam nominasi kota terindah se-dunia.

Perjalan darat yang ditempuh selama lebih kurang 3,5 jam terasa lebih mengasyikkan katika alunan musik dari bus pariwisata ikut menemani mata memandang hamparan sawah dengan latar Gunung Marapi. Tiba di Istana Pagaruyuang, rombongan langsung disambut Tarian Galombang dengan tepak sirih, dan dijamu makan bajamba di Balerong Bodi Caniago. Tradisi adat Minang berbalas kata atau “basiacuang” dalam menerima tamu disimak dengan sedikit kebingungan oleh peserta yang tidak begitu paham dengan bahasa minang.
Sambil bertanya ke peserta dari wilayah setempat, rombongan menyantap nikmat “jamba” yang disajikan dalam “dulang bakaki”. “Kanyang paruik, masakannyo lamak bana,” kata Endro, peserta dari Kalimantan Timur.
Istana Pagaruyuang yang menyimpan sejarah kerajaan dan Bundo Kanduoang, lagi lagi menjadi magnet bagi rombongan Famtrip. Beberapa diantaranya juga mengabadikan kunjungannya dengan memakai pakaian adat untuk sesi foto bersama. (dis/nt/*)