BANDARLAMPUNG – Meski menurun, kebarakan hutan di Lampung masih terpantau terjadi di 150 titik. Demikian data terbaru yang disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Sabtu (30/9/2023).
150 titik panas (hotspot) di Lampung itu jauh di bawah angka total titik panas atau hotspot di wilayah Sumatera mencapai 1.492 titik.
Forecaster On Duty BMKG Pekanbaru, Moh Ibnu A menyampaikan bahwa total titik panas atau hotspot di wilayah Sumatera paling banyak di Sumatera Selatan (Sumsel) 1.117 titik.
Kabut Asap di Palembang Jam Masuk Sekolah Dimundurkan
Ia menjelaskan Karhutla di Sumatera Selatan telah menimbulkan kabut asap di Kota Palembang Sumsel dan provinsi tetangga, termasuk Riau.
Akibat kabut asap, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palembang telah mengeluarkan surat edaran (SE) memundurkan jam masuk sekolah untuk siswa TK hingga pukul 09:00 WIB dan jam istirahat ditiadakan.
Selain di Sumsel dan Lampung, titik panas juga terpantau di Riau 114 titik panas, dan Jambi 58 titik panas.
Kemudian, Bangka Belitung 30 titik panas, Sumatera Barat 13 titik panas, Sumatera Utara 8 titik panas, Bengkulu 2 titik panas.
Sebelumnya, Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Lampung menduduki posisi terluas kedua di Pulau Sumatra setelah Sumatra Selatan pada periode Januari–Agustus 2023.
Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Lampung, Yanyan Ruchyansyah menuturkan luasan kejadian karhutla di Lampung sepanjang periode itu mencapai 3.547 hektare.
Wilayah dengan titik hotspot terbanyak adalah Kabupaten Way Kanan sebanyak 1.064 titik, Kabupaten Tulangbawang 757 titik, Kabupaten Lampung Tengah 402 titik, dan Kabupaten Mesuji sebanyak 365 titik.
“Pada Februari lalu menjadi bulan dengan titik hotspot terendah, sementara di Juni sampai Agustus 2023 adalah bulan tertinggi (titik api),” kata dia.(red)