PERGERAKAN kenaikan harga beras yang notabene kini menjadi komoditi impor akan sulit ditahan lantaran memburuknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Berbagai sumber menyebutkan, satu dolar AS per 6 Oktober 2023 sudah menyentuh Rp15.610. Sebelumnya pada April 2023 berada di level Rp14.670.
Secara teori, dampak menguatnya nilai tukar AS dapat memicu kenaikan harga komoditas impor, seperti beras yang sampai hari ini tak kunjung berhasil ditekan oleh pemerintah. Dampak umum yang paling serius adalah dapat memicu inflasi hingga memerosotkan daya beli masyarakat.
Dari tabel perkembangan harga beras (premium dan medium) yang disajikan oleh Bapanas dalam Panel Harga Pangan pada Minggu (8/10/2023) menunjukkan garis kurva yang semakin melebar antara periode Juli-Oktober 2023 dengan periode yang sama tahun 2022 lalu.
Garis kurva kenaikan harga beras yang semakin melebar itu mirip ‘mulut yang menganga kesakitan’.
Yang mencemaskan adalah penguatan dolar AS diprediksi terjadi sampai awal 2024. Keadaan ini tentu saja akan membuat harga beras di pasar internasional menjadi lebih mahal.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra berpendapat, menguatnya dolar AS tak lepas dari kebijakan suku bunga acuan AS tahun ini.
Ariston menjelaskan penguatan nilai dolar AS diprediksi terjadi hingga akhir tahun 2023, atau awal tahun 2024.
“Kebijakan suku bunga acuan AS menjadi pemicu utama penguatan dollar AS tahun ini. Kebetulan kebijakan moneter AS menjadi perhatian pelaku pasar global,” ujarnya, seperti dikutip detikcom, Sabtu (7/10/2023).
“Dollar AS mempengaruhi transaksi global. Transaksi pembayaran valas global yang memakai dollar AS masih tinggi sekitar 46% menurut data Swift, dibandingkan nilai tukar lainnya. Selain itu dolar AS juga memegang sekitar 60% cadangan devisa global. Jadi ketergantungan dunia terhadap dolar AS masih tinggi,” lanjutnya.
Hampir Semua Komoditi Pangan Mengalami Kenaikan
Bapanas dalam laporannya per 8 Oktober 2023 melaporkan, hampir semua barang pangan mengalami kenaikan, termasuk harga beras kualitas premium di mana menurut laporan Badan Pangan Nasional (Bapanas) sudah hampir menyentuh Rp15.OOO/kg.
Komoditas pangan lain yang mengalami kenaikan rata-rata secara nasional adalah kedelai, bawang putih, bawang merah, cabai rawit, daging sapi, daging ayam, telur, dan gula.
Harga rata-rata beras medium pada Minggu (8/10/2023) pukul 09.07 WIB naik 0,53 persen menjadi Rp13.250 per kilogram. Sementata harga beras premium naik 0,6 persen menjadi Rp15.000 per kilogram. Harga beras telah melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah dalam Perbadan No.7/2023 sebesar Rp10.900-Rp11.800 per kilogram untuk beras medium, dan Rp13.900-Rp14.800 per kilogram untuk beras premium.
Harga bawang putih bonggol naik 0,27 persen menjadi Rp36.950 per kilogram. Begitupun bawang merah harganya mulai merangkak naik setelah anjlok selama Agustus-September 2023.
Harga bawang merah hari ini naik 0,47 persen menjadi Rp23.370 per kilogram. Adapun cabai rawit merah naik signifikan 3,81 persen menjadi Rp44.710 per kilogram.
Daging sapi murni harganya naik 1,11 persen menjadi Rp135.810 per kilogram. Selain itu, harga produk unggas kompak naik. Harga daging ayam naik 1,77 persen menjadi Rp35.700 per kilogram dan harga telur ayam naik 1,74 persen menjadi Rp28.620 per kilogram.
Selain itu, harga gula pasir naik 0,39 persen menjadi Rp15.480 per kilogram dan tepung terigu curah harganya juga naik 0,73 persen menjadi Rp11.030 per kilogram.
Sedangkan sejumlah komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain kedelai impor, cabai merah keriting, minyak goreng kemasan sederhana, tepung terigu kemasan dan jagung pakan di tingkat peternak.
Harga kedelai impor turun 0,46 persen menjadi Rp12.930 per kilogram. Adapun harga cabai merah keriting turun 1,14 persen menjadi Rp39.920 per kilogram.
Selain itu, harga tepung terigu kemasan juga turun 0,59 persen menjadi Rp13.550 per kilogram.
Minyak goreng kemasan sederhana harganya turun 0,63 persen menjadi Rp17.300 per liter.
Jagung pakan di tingkat peternak harganya turun 1,44 persen menjadi Rp6.830 per kilogram. Meskipun turun, harga rata-rata jagung pakan di tingkat peternak itu telah melampaui harga acuan pembelian (HAP) yang ditetapkan pemerintah dalam Perbadan No.5/2022 sebesar Rp5.000 per kilogram.
(red)