Kuala Lumpur – Kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan telah menyebabkan kabut asap hingga ke Malaysia. Kualitas udara di negara itu dilaporkan memburuk akibat kebakaran hutan di Indonesia.
Direktur Jenderal Departemen Lingkungan Malaysia, Wan Abdul Latiff Wan Jaffar, mengatakan bahwa kebakaran hutan itu memperburuk polusi udara di pantai barat Malaysia, dan di wilayah Sarawak yang terletak di Borneo bagian Malaysia.
“Kualitas udara secara keseluruhan di negara ini menunjukkan penurunan,” sebut Wan Abdul dalam pernyataan yang dirilis Jumat (29/9) waktu setempat.
“Kebakaran hutan yang terjadi di wilayah Sumatera bagian selatan, dan wilayah Kalimantan bagian tengah dan selatan di Indonesia telah menyebabkan kabut asap melintasi perbatasan negara,” ujarnya.
Wan Abdul dalam pernyataannya menyebut citra satelit dalam laporan Pusat Meteorologi Khusus ASEAN (ASMC) menunjukkan 52 hotspots kebakaran hutan di Sumatra dan 264 hotspots kebakaran hutan di Kalimantan. ASMC yang berbasis di Singapura bertugas melacak kabut asap yang mempengaruhi Asia Tenggara.
Menteri LHK Membantah
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia, Siti Nurbaya, memberikan bantahan atas laporan Malaysia soal adanya kabut asap lintas perbatasan.
“Faktanya adalah tidak ada kabut asap lintas perbatasan,” tegas Siti saat berbicara kepada AFP pada Sabtu (30/9) waktu setempat, sembari membagikan gambar ASMC, yang menurutnya, hanya menunjukkan kabut asap di Sumatra dan Kalimantan.
“Mereka (Malaysia-red) mengacu pada data titik panas (hotspots)? Apakah mereka tidak mengetahui bedanya antara titik panas (hotspots) dan titik api (firespots)? Jika tidak tahu persisnya, jangan sembarangan bicara,” ucapnya.
Lebih lanjut, Siti mengatakan bahwa pemerintah Indonesia akan meninjau dan menghukum perusahaan-perusahaan jika pemerintah mendapati kebakaran hutan di wilayah konsesi mereka.
Laporan AFP menyebut bahwa kebakaran hutan di Indonesia terjadi setiap tahun selama musim kemarau, namun tahun ini menjadi yang terburuk sejak tahun 2019 lalu ketika kebakaran hutan memaksa hampir 2.500 sekolah diliburkan di berbagai wilayah Malaysia.
Kebakaran hutan tahun 2015 lalu, menurut AFP, menjadi salah satu kebakaran hutan paling mematikan yang pernah tercatat. Situasi saat itu membuat kawasan Asia Tenggara diselimuti asap beracun selama berminggu-minggu dan menyebabkan banyak orang jatuh sakit, sekolah diliburkan dan penerbangan dibatalkan.
Sebagian besar kebakaran hutan di Indonesia terjadi di pulau Sumatra dan Kalimantan, yang terbagi antara wilayah Indonesia, Malaysia dan Brunei.
Sebelumnya, Indonesia dan Malaysia bersama-sama melakukan ‘penyemaian awan’ yang menggunakan bahan kimia dalam upaya memicu hujan untuk memadamkan api.
(red)