METRO (SL) – Meski tidak ada larangan yang mengatur calon peserta seleksi terbuka PTP dari luar daerah, namun munculnya sejumlah nama pejabat luar Kota Metro dalam seleksi lima kursi Pejabat Tinggi Pratama (PTP) yang kosong menjadi sorotan berbagai pihak.
Seperti diutarakan Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Badan Koordinasi (Badko) Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel), M. Ridho Syahputra. Ia meminta Walikota Metro Wahdi menepati janjinya dengan memprioritaskan pejabat asli Bumi Sai Wawai.
“Walaupun tidak ada larangan bagi pejabat luar daerah untuk ikut dalam lelang jabatan tersebut, hanya saja alangkah baiknya Walikota sebagai pemilik hak preogratif dalam memilih siapa yang akan menjabat untuk dapat mengedepankan pejabat asli Kota Metro dan berdomisili disini,” kata Ridho kepada media saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Minggu (26/12/2021).
Ia mengatakan, seleksi Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Metro perlu disoroti semua lapisan masyarakat. Pasalnya, salah seorang peserta seleksi merupakan pejabat luar daerah yang jika terpilih tentunya dinilai merugikan masyarakat.
“Seperti seleksi calon Kepala Bappeda, dimana ada salah satu calon dari luar daerah yang mengikuti. Artinya ketika dipilih calon dari luar daerah tersebut tentunya sebuah kerugian besar bagi masyarakat Kota Metro. Mengapa? Karena dari badan tersebutlah perencanaan pembangunan di Kota ini di keluarkan. Nah, ketika dijabat dari luar daerah, tentunya tidak mengetahui skala prioritas pembangunan yang dibutuhkan masyarakat Kota Metro,” bebernya.
Menurutnya, pejabat yang ideal mengisi Lima kursi PTP yang kosong tersebut ialah pejabat yang mempunyai rasa memiliki Bumi Sai Wawai. Sehingga pembangunan dan pelaksanaan pelayanan masyarakat dapat dirasakan sepenuhnya oleh warga Kota Metro.
“Kalau nantinya walikota sebagai pemegang keputusan mutlak memilih calon dari luar daerah, tentunya pejabat tersebut tidak akan mempunyai rasa memiliki Kota Metro. Sehingga kualitas pembangunan di Kota Metro akan berkurang dari sebelumnya,” ungkapnya.
Terkait kursi Kepala Bappeda, merupakan isu seksi yang harus disoroti. Pasalnya, banyak Sumber Daya Manusia (SDM) asli Metro yang mampu memimpin badan tersebut.
“Masih banyak pejabat Kota Metro yang mampu untuk memimpin bahkan layak dipromosikan menjadi kepala Bappeda. Kelebihannya mereka sudah mengerti dan paham geografis serta karakter masyarakat di Kota Metro,” ujarnya.
Meski menyoroti isu Bappeda, Pria yang merupakan putra asli Kota Metro tersebut mengaku tidak memiliki muatan terselubung. Ia hanya menginginkan pembangunan yang baik dimasa mendatang dengan kepemimpinan orang asli Metro.
“Tidak ada muatan tertentu, hanya saya ingin Kota Metro maju dan lebih baik lagi. Karena itu mengapa saya mengambil contoh lelang jabatan Kepala Bappeda, karena badan ini sangat vital bagi pembangunan di Kota Metro. Sama juga hal seperti Direktur Rumah Sakit Umum hanya saja lelang untuk Direktur kami melihat diikuti oleh peserta yang mempunyai keahlian di bidang kesehatan. Oleh karenanya kami menyakinkan kepada Walikota bahwa SDM pejabat asli Metro mampu mengemban amanah dan tanggung jawab yang diberikan,” terangnya.
Tak lupa, mantan Sekretaris HMI cabang Metro tersebut juga menagih janji Walikota Wahdi untuk mengedepankan pejabat lokal selama masa kepemimpinannya.
“Saya juga pernah membaca berita disalah satu media pada bulan Agustus 2021. Walikota terang-terangan akan mengedepankan pejabat asli kota Metro. Dan kami yakin Walikota tidak akan ingkar janji dengan ucapnya. Walaupun begitu kami berjanji, untuk ikut mengawal proses lelang jabatan ini sehingga tidak ada unsur kepentingan yang mengalahkan kepentingan masyarakat,” tandasnya.
Diketahui, berdasarkan data yang dihimpun Kupastuntas.co, terdapat tiga nama pejabat luar Metro yang ikut seleksi terbuka dalam lelang jabatan lima kursi PTP di Kota setempat. Pertama ialah dr. Anang Risgiyanto, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Way Kanan yang ikut seleksi Kepala Bappeda Kota Metro.
Kedua, Christian Thalolu seorang Kabid Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik Kesbangpol Pemprov Lampung yang ikut lelang jabatan Kepala Diskominfo Kota Metro. Ketiga ialah dr. Nanang Salman Saleh, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Timur yang ikut seleksi Direktur RSUD Ahmad Yani Metro.
Menariknya, selain tiga nama pejabat luar daerah yang memperebutkan tiga kursi PTP juga muncul nama istri Walikota Metro Silfia Naharani. Ia yang sebelumnya menjabat Pelaksana pada Dinas Kesehatan Kota Metro, turut serta mengikuti seleksi calon Staf Ahli Bidang I Pemkot Metro.
Dari hasil seleksi administrasi berkas dalam lelang jabatan Kepala Bappeda Kota Metro tersebut, dr. (Can) Anang Risgiyanto yang merupakan pejabat luar Metro meraih nilai tertinggi dengan angka 90. Sementara tiga pesaingnya yang merupakan pejabat asli Metro dan lulusan STPDN memperoleh nilai jauh dibawahnya.
Tercatat, Triana Aprisia dari Kepala Bagian Pemerintahan Setda Metro yang hanya mendapat nilai 70. Kemudian, Deny Sanjaya yang merupakan Sekretaris DPM-PTSP Metro memperoleh nilai 70. Dan terakhir, Yulia Candra Sari seorang Camat di Metro Selatan hanya mendapat nilai 55.