Jumat, September 22, 2023
Sinarlampung
No Result
View All Result
  • Login
  • Headline
  • Daerah
    • Bandarlampung
    • Kota Metro
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Utara
    • Lampung Timur
    • Lampung Barat
    • Pesawaran
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
    • Mesuji
    • Way Kanan
    • Pesisir Barat
    • Palembang
    • Banten
    • Yogyakarta
  • Nasional
    • Nusantara
  • Internasional
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Opini
  • Pilihan Redaksi
  • Politik
  • Kriminal
  • Polling
  • Advertorial
  • REDAKSI
  • Pedoman Media Cyber
  • Syarat Penggunaan
  • Headline
  • Daerah
    • Bandarlampung
    • Kota Metro
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Utara
    • Lampung Timur
    • Lampung Barat
    • Pesawaran
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
    • Mesuji
    • Way Kanan
    • Pesisir Barat
    • Palembang
    • Banten
    • Yogyakarta
  • Nasional
    • Nusantara
  • Internasional
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Opini
  • Pilihan Redaksi
  • Politik
  • Kriminal
  • Polling
  • Advertorial
  • REDAKSI
  • Pedoman Media Cyber
  • Syarat Penggunaan
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
Home Bandarlampung

Gemah Ripah Loh Jinawi: Menanam Padi atau Importasi?

Oleh: Ilwadi Perkasa*

Ilwadi Perkasa by Ilwadi Perkasa
17 September 2023
in Bandarlampung, Headline, Opini
min read3 min
Gemah Ripah Loh Jinawi: Menanam Padi atau Importasi?

Gemah Ripah Loh Jinawi: Menanam Padi atau Importasi?

30
VIEWS
Share Sekarang

SEBUTAN sebagai negeri ‘Gemah Ripah Loh Jinawi‘ semakin terkoreksi dengan situasi perberasan di Indonesia saat ini. Harga beras terus melambung tinggi alias mahal, meski berbagai pihak, baik di pusat dan di daerah melaporkan stok beras aman terkendali.

Gemah Ripah Loh Jinawi bermakna kondisi masyarakat dan wilayah yang subur makmur, dimana sawah-sawah bisa menghasilkan banyak padi dengan produktifitas yang tinggi sehingga membuat petani makmur, dan masyarakatnya pun bersyukur bisa memperoleh beras dengan harga yang terjangkau.

Baca Juga:

Abu Janda Posting Tiga ‘Bestinya’ Sebar Hoax Prabowo

Disokong Anggaran Rp4,9 miliar, Bunda Eva Janjikan MTQ Ke-50 Meriah

Terkait produktifitas, meski dinilai termasuk tertinggi (nomor dua di Asia di bawah Vietnam), produktifitas rata-rata di Indonesia masih berada pada angka 5,4 ton/hektar atau 2,8 ton di bawah produktifitas padi di lapangan yang pernah diteliti oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tahun 2008-2021 dimana sempat mencapai 8 ton/hektar.

Selain persoalan produktifitas, persoalan tingginya biaya produksi juga menjadi pembentuk harga beras yang tinggi (mahal) yang terus bergerak naik dari tahun ke tahun sehingga swasembada beras berkelanjutan sulit diraih. Biaya produksi yang tinggi membuat malas petani untuk menanam padi, lantaran tak memperoleh margin yang memadai saat panen.

Dilaporkan biaya produksi padi/beras di Indonesia lebih tinggi dibandingkan negara lain, seperti Thailand dan Vietnam.

Laporan International Rice Research Institute (IRRI) pada 2016 menyebutkan ongkos produksi beras di Indonesia 2,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan Vietnam, dan 2 kali lebih tinggi dari Thailand.

Data itu menunjukkan rata-rata biaya produksi per satu kilogram beras di dalam negeri mencapai Rp4.076. Sedangkan biaya produksi di Vietnam hanya Rp1.679 per kg, di Thailand Rp2.291 per kg, dan di India sebesar Rp2.306 per kg.

Bahkan, dibanding Philipina dan China, ongkos produksi padi/beras di Indonesia lebih mahal. Dalam laporan yang sama menyebutkan ongkos produksi padi/beras di Indonesia 1,5 lebih mahal dibandingkan di Philipina yang sebesar Rp3.224 per kg dan China Rp3.661 per kg.

Kekalahan Indonesia dari negara produsen di atas juga diperburuk oleh rendahnya daya dukung
mulai dari kecilnya lahan garapan petani dan persoalan lain, seperti benih, pupuk, akses permodalan, dan air. Semua persoalan itu berimbas pada proses bercocok tanam yang tidak efisien dan juga kapasitas petani yang juga sebagian besar masih belum produktif.

Maka, tak mengherankan bila harga beras di Indonesia menjadi tinggi dan akan terus tinggi jika tidak cepat-cepat memperbaiki mekanisme produksi dan sistem distribusi yang lebih efisien melalui modernisasi dan transfer teknologi. Untuk yang begini sebaiknya Indonesia belajar dari Vietnam atau Thailand.

Stabilitasi Harga Beras Model Pemadam Kebakaran?

Selama bertahun-tahun pemerintah disibukkan dengan kegiatan menekan kenaikan harga beras melalui program operasi pasar. Program tersebut seperti pemadam kebakaran yang keberhasilannya tergantung kekuatan intervensi, kejujuran dan keseriusan (karena OP kerap disimpangkan) dan volume beras yang digelotorkan.

Kini, program intervensi semacam OP tersebut telah dimodernisasi dengan munculnya program
Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dilakukan Bulog dan Badan Pangan Nasional untuk memenuhi ketersediaan beras murah bagi masyarakat.

Program itu gencar dilakukan sejak awal tahun 2023 disertai dengan program Bantuan Pangan (Bapang).

Namun dua program itu nyatanya sampai September belum berhasil menekan mahalnya harga di pasar, padahal volume yang disalurkan cukup besar.

Bahkan, untuk menekan harga Bulog telah membuat kebijakan ‘radikal’ yakni menyalurkan beras premium berharga murah Rp Rp47 ribu/5 kg langsung ke toko atau kios beras.

Supaya beras SPHP tidak menyimpang ke distributor besar, Bulog mengemas beras SPHP 5 kiloan, demi
menghindari kecurangan pedagang yang kerap menukar kemasan Bulog dengan merek beras premium lain.

Upaya Bulog ini patut diapresiasi, meski harga beras di pasar masih mahal sampai hari ini. Keberhasilan program ini barangkali bisa dinilai pada akhir September 2023 ini dengan respon harga pasar yang diharapkan terus melandai. Namun bila pasar merespon sebaliknya, maka patut dicurigai ada masalah dalam pendistribusian beras SPHP dan ini menjadi tugas Satgas Pangan untuk menelisiknya.

Importasi di Tengah Krisis Pangan Dunia

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa selama periode Januari hingga Agustus 2023, Indonesia telah impor beras sebanyak 1,59 juta ton.

Beras tersebut diimpor dari tiga negara utama, yaitu Thailand, Vietnam, dan India.

Impor beras terbanyak berasal dari Thailand, dengan volume mencapai 800.000 ton atau sekitar 50,36 persen dari total impor beras.

Negara pengimpor beras terbesar kedua adalah Vietnam, yang menyumbang sekitar 674.000 ton atau sekitar 42,33 persen dari total impor.

Kemudian dari India dengan kontribusi sebesar 4,16 persen atau sekitar 66.000 ton.

Sisanya berasal dari Pakistan sebanyak 45 ribu ton atau sekitar 2,85 persen, dan negara-negara lainnya menyumbang sekitar 5 ribu ton atau sekitar 0,30 persen dari total impor beras yang dilakukan oleh Indonesia.

Namun importasi tersebut kini bukan perkara mudah. Sebab, kata Jokowi saat ini krisis pangan mengancam negara-negara di seluruh dunia.

Katanya, beberapa negara bahkan sudah mulai membatasi ekspor produk pangan mereka.

Banyak negara sekarang lebih fokus pada menyelamatkan pasokan pangan dalam negeri daripada mencari keuntungan dari ekspor pangan.

Contohnya adalah India, yang sebelumnya terkenal sebagai eksportir beras besar, sekarang telah menghentikan ekspor berasnya bersama 19 negara lainnya yang juga telah membatasi ekspor pangan mereka dengan tujuan untuk melindungi pasokan pangan dalam negeri dan memenuhi kebutuhan masyarakatnya sendiri.

Dibalik kabar tidak menggembirakan itu, Jokowi mengungkapkan bahwa IPB telah mengembangkan varietas padi yang mampu menghasilkan 12 ton beras per hektar sawah.

Ia telah meminta Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengembangkan varietas tersebut kepada para petani.

Semoga pengembangan varietas baru hasil IPB ini berhasil. Semoga Indonesia Gemah Ripah Loh Jinawi, selamanya.

*)Pemimpin Redaksi Sinarlampung.co

Tags: BulogGemah Ripah Loh JinawiImportasi berasInternational Rice Research Institute\JokowiSPHP

Berita Terkait :

Abu Janda Posting Tiga ‘Bestinya’ Sebar Hoax Prabowo
Headline

Abu Janda Posting Tiga ‘Bestinya’ Sebar Hoax Prabowo

22 September 2023
5
Disokong Anggaran Rp4,9 miliar, Bunda Eva Janjikan MTQ Ke-50 Meriah
Bandarlampung

Disokong Anggaran Rp4,9 miliar, Bunda Eva Janjikan MTQ Ke-50 Meriah

22 September 2023
10
Ketua Gerindra Lampung Ganti Rp10 Juta Bantuan Wali Kota Eva Dwiana untuk Korban Kebakaran yang Ditarik Lagi
Bandarlampung

Ketua Gerindra Lampung Ganti Rp10 Juta Bantuan Wali Kota Eva Dwiana untuk Korban Kebakaran yang Ditarik Lagi

22 September 2023
15
Gagal Tuntaskan Kasus Korupsi, LSM Desak Kajati Sumsel Mundur
Headline

Gagal Tuntaskan Kasus Korupsi, LSM Desak Kajati Sumsel Mundur

22 September 2023
14
Dua Pencuri Motor Pencari Rumput Babak Belur Dihakimi Massa di Seputih Raman
Headline

Dua Pencuri Motor Pencari Rumput Babak Belur Dihakimi Massa di Seputih Raman

22 September 2023
12
Warga Sukomulyo Digegerkan Penemuan Mayat dengan Kondisi Terbakar
Headline

Warga Sukomulyo Digegerkan Penemuan Mayat dengan Kondisi Terbakar

22 September 2023
16
Load More
Next Post
Pesan Wanita Via Michat Pria ini Jadi Korban Pemerasan Ditodong Pakai Gunting

Pesan Wanita Via Michat Pria ini Jadi Korban Pemerasan Ditodong Pakai Gunting

Aksi Koboi Ketua Partai Ngamuk Acungkan Pistol Kepada Lima Anak-anak Satu Diantaranya Perempuan

Aksi Koboi Ketua Partai Ngamuk Acungkan Pistol Kepada Lima Anak-anak Satu Diantaranya Perempuan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

@sinarlampung.co

POPULAR NEWS

Kasus PT LJU Yang Rugikan Negara Rp3,1 Miliar Libatkan Nama Mantan Terpidana Fahrizal Badri?

Tim PAM SDO Kejagung OTT Oknum Kajari dan Anggotanya di Lampung

19 Januari 2023
27.3k
Kasus Kerumuman Orgen Tunggal Muli Menganai Kapolda Copot Kapolsek Semaka

Mabes Polri OTT Tujuh Anggota Reskrim Polres Way Kanan?

6 Desember 2021
22.6k
Ketua PPWI Wilson Lalengke di Tangkap di Polda Lampung

Ketua PPWI Wilson Lalengke di Tangkap di Polda Lampung

12 Maret 2022
20.5k
Oknum Kasat Lantas Digerebek Dalam Kamar Bersama Istri Kabag Logs

Oknum Kasat Lantas Digerebek Dalam Kamar Bersama Istri Kabag Logs

23 Juni 2022
12.6k

Kasus Paman Yang Dituduh Perkosa Keponakan di Mesuji Ternyata Hanya Pengakuan Korban Saat Halusinasi Kesurupan

2 Juni 2022
11.9k
Sinarlampung

© 2023 Sinarlampung - Edukasi Cerdaskan Rakyat .

Tentang Kami & Media Jaringan

  • REDAKSI
  • Pedoman Media Cyber
  • Syarat Penggunaan
  • Sinar Indonesia
  • Sinar Sumatera

Ikuti Kami :

No Result
View All Result
  • Headline
  • Daerah
    • Bandarlampung
    • Kota Metro
    • Lampung Selatan
    • Lampung Tengah
    • Lampung Utara
    • Lampung Timur
    • Lampung Barat
    • Pesawaran
    • Pringsewu
    • Tanggamus
    • Tulang Bawang
    • Tulang Bawang Barat
    • Mesuji
    • Way Kanan
    • Pesisir Barat
    • Palembang
    • Banten
    • Yogyakarta
  • Nasional
    • Nusantara
  • Internasional
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Opini
  • Pilihan Redaksi
  • Politik
  • Kriminal
  • Polling
  • Advertorial
  • REDAKSI
  • Pedoman Media Cyber
  • Syarat Penggunaan

© 2023 Sinarlampung - Edukasi Cerdaskan Rakyat .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In