Bandar Lampung (SL)-Calon Wali Kota Bandar Lampung Bunda Eva Dwiana mengatakan bahwa beredarnya foto bersa bantuan Walikota Bandar Lampung dan masker bergambar dirinya adalah adalah bagian dari bentuk bentuk kampanye hitam, yang mengarah ke fitnah terhadap dirinya, karena dukungan kian meninggi.
“Itu bukan sekadar kampanye hitam tetapi kampanye busuk alias fitnah keji. Kami (Eva-Deddy) saat ini di fitnah membagikan masker beserta beras,” kata Eva disela kampanye terbatas di Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung, Lampung, Senin 19 Oktober 2020.
Menurut Eva, pemerintah Kota memberikan bantuan beras itu dalam program bantuan COVID-19 Kota Bandar Lampung, dan terakhir itu awal September 2020 lalu. “Dan tidak dilanjutkan karena khawatir terjadi fitnah ketika kampanye sudah berjalan,” terang Eva.
Sementara, lanjut Eva, masker merah yang beredar adalah produk masker awal yang dibuat pascapenetapan nomor urut oleh KPU. “Ini sengaja di setting sebagai bagian dari kampanye fitnah untuk menutupi kebusukan orang lain,” ungkap Eva.
Eva menegaskan, paslon 3 tidak gentar dan khawatir menghadapi model kampanye hitam seperti ini. Karena itu pihaknya akan tetap menjalankan kampanye sesuai aturan dan protokol kesehatan dan mengajak masyarakat untuk melawan kampanye hitam itu.
“Kita tetap konsisten menjalankan agenda kampanye sesuai aturan PKPU dan protokol COVID-19, dan paslon 3 sudah berjanji dan berkomitmen tidak akan melakukan kegiatan kampanye politik uang dan sembako, justru paslon 3 mengajak semua warga bersama-sama melawan politik hitam dan politik uang,” tegasnya.
Staf Ahli Wali Kota Bandar Lampung, Rakhmat Husein mengatakan suasana politik jelang pemilihan Wali Kota Bandar Lampung 2020 kian memanas. Persaingan antar paslon makin terasa demi berebut simpati pemilih untuk satu tujuan meraih kemenangan.
“Sering kita dengar bahwa politik itu jahat, demikian halnya demi meraih kemenangan, beberapa cara dilakukan termasuk isu negatif menjurus kepada fitnahpun dilakukan lawan pokitik, yang bertujuan mendiskreditkan sala satu pasangan calan dalam Pilakada, seperti yang dialami pasangan calon (paslon) Walikota dan Wakil Walikota Bandar Lampung, No Urut 3. Eva Dwiana-Deddy Amrullah,” kata Rakhmat Husein.
Menurutnya, kampanye hitampun dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab yaitu berupa menyebarkan foto-foto yang menampilkan bantuan satu karung beras oleh Pemkot Bandar Lampung dan ada masker Paslon No.3 dalam satu paket bantuan. Foto-foto tersebut sengaja ditebar di grub-grub sosmed, seperti Grub WA dan Grub Facebook. Termasuk awak media juga menerima foto tersebut.
“Salah satu cara menjatuhkan lawan politik dalam pilkada adalah politik fitnah. Dan ini sedang terjadi. Paslon nomor 3 difitnah membagikan masker beserta beras. Seolah-olah beras itu bantuan dari Pemkot Bandarlampung untuk mendukung paslon nomor 3. Anehnya, kejadian ini tidak masif hanya terjadi di satu daerah tertentu,” kata Husein. (**/red)