Jakarta (SL) – Central Inteligence Agency (CIA) atau Badan Pusat Intelijen Amerika Serikat membongkar data Pilpres Indonesia 2019. Informasi CIA yang bocor itu menyebutkan elektabilitas Joko Widodo hanya 35% sementara Prabowo diatas 50%. Hal itu seperti dikemukakan Neta S Pane, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), dalam keterangan persnya, Senin.
Data CIA terkait tingkat elektabilitas Jokowi itu, sambung Neta sempat diungkapkan oleh wartawan senior Derek Manangka. Derek Manangka, yang merupakan pemberi informasi CIA mengenai kekalahan Jokowi ini meninggal dunia, diduga karena serangan jantung.
Kabar meninggalnya Derek Manangka ini dibenarkan Tondy Nugroho, anak dari Derek yang kini bekerja di salah satu perusahaan Televisi terkemuka di Surabaya. “Bapak meninggal dadakan” Kata Tondy Nugroho via akun facebooknya, dikutip, Senin (4/2).
Masih belum jelas, kematian Derek Manangka ini ada kaitannya dengan informasi Intelijen Amerika Serikat ataukah murni faktor medis. Data CIA ini memang sempat menjadi polemik dikalangan politisi Indonesia, sebab data rahasia itu membongkar seluk beluk Jokowi dan juga kepastian kekalahan Jokowi.
Kekalahan Jokowi yang diprediksi CIA itu punya relevansi dengan survei yang dilakukan CRC,dalam survei itu disebutkan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno mampu menyamakan elektabilitas petahana, Joko Widodo dan Ma’ruf Amin dengan memperoleh 47,5 persen.
Diketahui survei itu dilaksanakan di 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan. Hasil survei menunjukkan 13 wilayah dimenangkan oleh Jokowi-Ma’ruf, 10 wilayah dimenangkan Prabowo-Sandi dan 1 wilayah hasilnya imbang.
“Itu hasil survei rasional dari total responden sebanyak 1200 orang. Adapun yang belum menentukan pilihan sebesar 12,1 persen. Survei ini dilakukan pada Januari 2019, dengan margin of error sebesar 3 persen,” kata Herman Heizer dalam rilisnya, Jumat. (net)