Lampung Utara (SL)-Pasokan gas LPG isi ulang tabung 3 Kg dari pangkalan dalam kondisi tercukupi. Hal itu dipastikan Perwakilan DPD Himpunan Wiraswasta Nasional (Hiswana) Migas Provinsi Lampung, Prayoga, saat menyambangi Kabupaten Lampung Utara, Selasa, (2/7/2019), guna mencari permasalahan tabung melon yang sempat dikeluhkan masyarakat karena keberadaannya sulit ditemukan di pasaran.
“Kalau kita amati dari tingkat agen ke pangkalan, itu masih relatif aman. Baik jumlah pasokan maupun harganya sesuai dengan yang direkomendasikan. Tapi, masalah distribusi dari pangkalan kepada masyarakat, itu yang tidak tahu. Karena kewenangannya ada pada Pemerintah Daerah. Oleh karena itu kami menyarankan untuk dapat duduk bareng karena ini barang subsidi yang diperuntukkan bagi mereka kurang mampu,” ujar Prayoga, saat dikonfirmasi, Selasa, (2/7/2019).
Dari hasil penelusuran, lanjut Prayoga, dimungkinkan permainan harga terjadi dari tingkat pangkalan kepada pengecer. Seharusnya masyarakat dapat langsung ke pangkalan, namun di lapangan tidak demikian karena satu lain hal. Sehingga kenaikan tidak dapat dicegah, seperti ditemukan tim Dinas Perdagangan Lampura yang melakukan sidak pada hari ini, Selasa (2/7/2019).
“Seperti kita ketahui bersama, disini masyarakat kan beli kepada pedagang atau pengecer bukan langsung ke pangkalan. Dan disitu kemungkinan ada kenaikan harganya, sekarang yang diperlukan bagaimana masyarakat itu bisa datang langsung membelinya di pangkalan. Seperti sosialisasi kepada masyarakat, pengusaha, dan para pengusaha pangkalan gas agar tidak terjadi kenaikkan harga terlalu jauh,” terangnya.
Yoga menjelaskan lebih lanjut, saat ini yang perlu diperhatikan adalah bagaimana barang subsidi diberikan pemerintah itu dapat tepat sasaran. Sebab, pemerintah telah mewanti-wanti bahwasanya gas LPG 3 kg hanya untuk masyarakat ekonomi lemah. Sementara, mereka yang memiliki kondisi ekonomi menengah ke atas disarankan untuk membeli gas biru maupun pink.
“Solusinya cuma itu, bagaimana menyadarkan masyarakat untuk tidak menggunakannya. Khususnya mereka berlatar belakang ekonomi baik, seperti ASN, aparat dan pengusaha. Sehingga mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu dapat terakomodir, “tambahnya.
Hal itu diamini oleh Sekretaris Dinas Perdagangan, Sinar Barkah saat mendampingi Kepala Wanhendri di kantornya. Berdasarkan hasil sidak dilapangan oleh tim ditemukan beberapa persoalan, mulai dari jadwal pasokan kepada pengecer berkurang sampai dengan harga tidak sesuai HET. Yakni, Rp 16.500/tabung,
“Kalau dilapangan itu, pedagang mengaku mereka menerima pasokan dari distributor hanya 1 kali/pekan dari sebelumnya 2 kali/pekan. Dan permasalahan harga, mereka mengambil dari agen telah mencapai Rp 21.000/tabung atau lebih sehingga menjualnya lebih tinggi lagi kepada masyarakat, “kata Barkah.
Dan untuk memastikan kondisi dilapangan, lanjutnya, terkait kelangkaan gas elpiji 3kg pihaknya akan melakukan operasi pasar bersama Hiswana Migas dan pihak pertamina. “Petang ini akan lakukan OP tabung has elpiji, kami telah mengumumkan kepada pihak kecamatan untuk diberitahukan kepada masyarakat. Bila ia kesulitan dapat langsung datang di dua titik yang telah ditentukan, yakni disekitar Tanjungaman dan Kebunempat, Kecamatan Kotabumi Selatan,” pungkasnya. (jar/ardi)