Tulang Bawang Barang (SL)-Kepala Sekolah SD Negeri 04 Tiyuh Karta, Kecamatan Tulang Bawang Udik, Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) Riwan Syahril (51) di bacok salah satu orang tua wali murid, berinisial BD, Kamis 30 September 2021 sekitar jam 10.00 pagi. Akibatnya korban menderita luka bacok bagian lengan tangan sebelah kiri, dengan 22 jahitan.
Informasi dilokasi kejadian menyebutkan, diduga orang tua walimurid itu marah, karena diduga kepala sekolah memberikan hukuman kepada murid muridnya yang terlibat keributan yang melibatkan anak pelaku. Saat menyentil para pelaku yang mengeroyok anak pelaku, tanpa sengaja tangan kepala sekolah mengenai anak pelaku, yang kemudian pulang dan mengadu kepada orang tuanya.
“Salah satu murid saya, atau anak pelaku di kurung oleh temennya di dalam kamar WC-Toilet. Lalau memicu perkelahian karena si anak tidak terima dikurung.Melihat perkelahian itu, saya langsung melerai dan memberikan hukuman kepada 4 siswa yang berkelahi itu berupa sentilan telinga. Dan tidak sengaja terkena kepala anak pelaku. Lalu anak itu pulang ke rumah dan kemudian orangtuanya datang ke sekolah,” kata Riwan.
Sebelum pelaku ke sekolah, kata Riwan, Mahmud dan Edi yanto (paman siswa) datang ke sekolah, dan menayakan hal yang terjadi. “Mereka datang dengan cara baik-baik ke saya, lalu saya jelaskan kejadiannya kepada mereka berdua kemudian mereka menerima dengan baik kemudian menggambil sepatu dengan tas siswa tersebut untuk dibawa pulang,” katanya.
“Selang beberapa waktu rombongan paman murid pulang. Kemudian pelaku langsung datang masuk ke dalam kantor ruang saya bekerja dia mengatakan kalau anaknya sudah saya pukul hingga benjol dibagian kepala sebesar telor. Seketika itu dia mengatakan “kuhabisi kamu” lalu saya di bacok di lengan kiri saat itu saya masih duduk memegang komputer lagi mengerjakan tugas,” lanjutnya.
Setelah melakukan itu, orang tua murid itu sempat ingin menusuk Kepala Sekolah itu, namun tidak jadi. Pelaku membacok meja, dan menyerahkan senjata tajam itu ke pada Kepala Sekolah. “Dia sempat mau nusuk saya tapi gak jadi, dan dia langsung bacok kursi dan menyerahkan goloknya ke saya. Dia bilang “bacok saya” saya jawab “saya gak gila,” kata saya ke pelaku, setelah itu saya di bawa Sarnubi, orang tua wali, yang ada di sekolah langsung di bawa ke puskesmas untuk berobat,” katanya.
Suryati salah satu guru disekolah itu mengaku tidak menduga hal itu terjadi. Pasalnya, pasca keributan itu, sudah ditemukan oleh keluarga. “Yang saya tau anak dari wali murid itu kelas enam, dan saya mengira persoalan itu sudah selesai, sehingga saya masuk untuk mengajar lagi,” kata dia.
Menurut Suryati, saat dikelas, salah satu tukang melapor kepada bahwa orang tua wali murid tersebut datang dengan membawa Sebilah senjata tajam golok jenis laduk. “Mendengar itu saya ketakutan, kemudian saya mengamankan beberapa siswa yang masih diluar dan berpesan tidak keluar kelas. Lalu saya ajak tukang ke kantor tapi tukang itu gak mau katanya takut,” jelasnya.
Suryati lalu memberanikan diri mendekati ruang kantor. Dari luar kantor dia berucap kepada wali murid tersebut agar tidak memperpanjang masalah tersebut. Setelah menasehati orang tua siswa tersebut, kemudian istrinya juga datang ke sekolah kemudian mengamuk.
“Saat itu saya tidak tahu kalau pak Riwansyah terluka parah. Saya lihat pak Riwan sudah banyak darah ditangannya, kemudian saya cari pertolongan kepada wali murid lain, yang kebetulan sedang menunggu anaknya pulang sekolah untuk membawa pak Riwan ke puskesmas terdekat,” terangnya.
Kasus tersebut kemudian dilaporkan oleh anak kandung koorban ke Polres Tubaba dengan bukti laporan polisi LP/B-353/lX/2021/SPKT/polres Tulang Bawang barat /polda lampung, atas nama polapor Muhammad Ariska Abib. “Iya kami sudah melaporan peristiwa yang dialami ayah kami ke Polres Tubaba, kami berharap polisi bisa secepatnya menangkap pelaku dan dihukum sesuai dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku,” katanya.
SMSI Tubaba
Kasus pembacokan kepala sekolah oleh Wali Murid mendapat respon Ketua SMSI (Serikat Media Siber Indonesia) Kabupaten Tulang Bawang Barat Mukaddam. Dia berharap Kepolisian Resort Tulangbawang Barat dapat segera menangkap pelaku. Pasalnya aksi itu akan mengganggu kenyamanan para guru mendidik di sekolah.
“Kita yakit, dan sangat yakin akan kemampuan dan keseriusan Polres Tulangbawang Barat untuk meringkus pelaku. Karean ini harus ditindak tegas. Jika tidak akan menjadi preseden buruk. Akan ada pelaku kejahatan lain yang akan memulai aksinya, karena menganggap mudah dalam berurusan dengan penegak hukum,” kata Mukaddam.
Selain itu, kata Mukaddam, peristiwa tersebut akan membuat cemas dan bahkan trauma segenap tenaga pendidik, sehingga berkibat fatal pada generasi bangsa. Dan ini jadi pelajaran bagi orang sudah menyerahkan anak untuk dididik, jangan suka ikut campur, karena kenakalan anak-anak itu biasa.
“Ini bisa jadi pelajaran, terlalu sayang dengan anak, hingga berlebihan, dan merugikan sendiri. Toh demi anak, tapi orang tua berurusan dengan hukum. Peran orang tua itu ikut mendidik anaknya saat dirumah, jika disekolah yang tanggung jawab sekolah, lain hal jika anak menjadi korban pidana di sekolah,” katanya.
Pelaku Ditangkap
Pelaku pembacokan kepala sekolah koorban akhinya ditangkap, Kamis malam. “Alhamdulilah Team Tekab 308 berhasil menangkpa pelaku, kurang dari 24 jam. Warga warga RK 001, RW 002 Tiyuh (Desa) Karta Tanjung Selamat (Pemekaran), itu kini menjalani pemeriksaan di Polres,” Ujar kapolres Tubaba AKBP Sunhot P Silalahi, melalui Kasat Reskrim Polres Tubaba AKP Andre Tri Putra.
Menurut Kasat Reskrim pelaku ditangkap berdasarkan laporan dari anak kandung korban Muhammad Ariska Abib, dengan nomer LP/B 353/lX/2021/SPKT/ Polres Tulang bawang barat/polda lampung. “Setelah kami menerima laporan Team Tekab 308 polres Tubaba langsung bergerak cepat menuju ke lokasi tempat kejadian. Dini hari pelaku diamankan Tekab 308,” katanya. (red)