Lampung Timur, sinarlampung.co-Kasus kematian Riyas Nuraini (33) yang jasadnya ditemukan terbungkus karung, bersama motornya, di tengah kebun jagung di Desa Rajabasa, Kecamatan Labuhan Ratu, Kabupaten Lampung Timur pada Kamis 18 Juli 2024 sekitar pukul 12.00 WIB, masih menjadi misteri.
Baca: Pedagang Online Shop di Lampung Timur Hilang Saat Antar COD Jasad Ditemukan Terbungkus Dalam Karung
Polisi telah memeriksa 39 orang saksi. Hasil visum jasad Riyas Nuraini, pedagang online, kader Fatayat NU Lampung Timur itu menyebutkan ditemukan luka sayat parah di leher diduga akibat senjata tajam. Termasuk di kepala, wajah, tangan, kaki, hingga leher yang nyaris putus.
Kabid Humas Polda Lampung Kombes Umi Fadillah Astutik menjelaskan, hasil pemeriksaan tim forensik RS Bhayangkara Polda Lampung. Ada sejumlah luka pada tubuh korban, termasuk di kepala, wajah, tangan, kaki, hingga leher yang nyaris putus. “Luka di leher yang diduga akibat senjata tajam adalah yang paling fatal,” kata Umi, Kamis, 25 Juli 2024.
Menurut Umi bahwa penyidik belum dapat menyimpulkan jenis senjata yang digunakan pelaku. “Kami masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengidentifikasi senjata yang digunakan. Mohon bersabar untuk perkembangan lebih lanjut,” jelasnya.
Pedagang Online Shop di Lampung Timur hilang saat antar COD (cash on delivery). Higga ini petugas Polres Lampung Timur masih melakuan menyelidiki. Sedikit sudah 39 saksi dimintai keterangan. “Sudah ada 39 saksi kita periksa. Dan tim masih terus bekerja,” kata Kasat Reskrim Polres Lampung Timur AKP Maulana Rahmat Al Haqqi, Minggu 28 Juli 2024.
Kasat meminta kepada semua pihak yang memiliki informasi terkait kasus tersebut untuk memberi keterangan kepada kepolisian. “Mohon kalau ada informasi agar disampaikan ya,” singkatnya.
Kasus kematian Riyas Nuraini secara sadis itu mendapat sorotan publik. Desakan tidak hanya darai dari Kepala daerah, juga Fatayat NU Pusat. “Kami termotivasi, mengingat situasi sekarang untuk Lampung Timur sedang tidak baik-baik saja. Kami mendatangi keluar korban, untuk menawarkan bantuan hukum secara cuma cuma agar terciptanya keadilan,” kata Harun Al Rasyid, yang kini menjadi kuasa hukum korban.
Harun Al Rasyid mengatakan upaya bantuan hukum itu disambut positif oleh keluarga korban. Menurut Harun pihaknya juga telah mengambil beberapa upaya dalam mengungkap kasus kematian korban di wilayah Desa Rajabasalama, Kecamatan Labuhanratu, Lampung Timur pada Kamis 18 Juli lalu. “Alhamdulillah setelah kami datang silaturahmi dan artinya memberikan belasungkawa, kami diapresiasi sekali,” ujarnya.
Sebagai kuasa hukum, pihaknya telah berkoordinasi dengan Polres Lampung Timur terkait perkembangan kasus dugaan pembunuhan tersebut. “Kami sudah koordinasi kepada masyarakat setempat, untuk apa saja yang ditemukan, tolong diberikan kepada tim kami atau kepolisian. Kami juga telah koordinasi kepada kepolisian agar perkara ini cepat dituntaskan, demi menenangkan keresahan masyarakat,” katanya.
Sebelumnya, Yanti selaku kakak perempuan korban, menceritakan bahwa korban tiba-tiba menghilang setelah pamit kepada anaknya. Biasanya korban sudah pulang saat maghrib, tetapi kali ini hingga maghrib belum pulang. Mereka semua panik dan mencarinya, namun tidak menemukannya.
“Tiba-tiba hilang, hanya pamit kepada anaknya. Biasanya maghrib sudah pulang, itu sampai maghrib belum pulang, kami semua panik dan mencari-cari tapi tidak ketemu,” ujar Yanti.
Sukani, suami korban, menambahkan bahwa biasanya korban menunggu banyak orderan sebelum keluar. Namun, pada maghrib hari itu, ponsel korban sudah tidak aktif dan terakhir kali WhatsApp-nya terlihat pada pukul 09.00 pagi keesokan harinya. “Biasanya nunggu banyak orderan, baru keluar. Maghrib itu hpnya sudah tidak aktif, kemudian besok pagi harinya, whatsappnya terakhir dilihat jam 09.00,” ujar Sukani yang turut ikut sibuk mencari keadaan korban.
Kemudian keluarga korban mendapat kabar dari pemilik kebun jagung bahwa ditemukan jenazah korban sudah terbungkus karung. Selanjutnya korban di autopsi ke Bandar Lampung dan proses pemakaman dilakukan pada hari Jum’at 19 Juli 2024. Berdasarkan penjelasan pihak keluarga, ditemukan wajah korban dalam keadaan luka-luka dan terdapat sayatan di leher.
“Barang-barang seperti perhiasan, motor dan tas tidak ada yang hilang. Hanya handphone dan isi yang ada dalam tas tersebut. Jadi kalo motif perampokan tidak mungkin. Ini tindakan pembunuhan,” katanya. (Red)