Tanggamus (SL)-Peristiwa berdarah yang merenggut nyawa Dedi alias Aceng di Pekon Karta, kecamatan Kota Agung timur, Kabupaten Tanggamus.
Peritiwa pembunuhan tersebut hingga kini belum terungkap dan menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga korban. Pihak kepolisian masih mengumpulkan informasi data dan memeriksa beberapa saksi guna menguak dugaan pembunuhan ini.
Setelah mendapat izin, awak media bersilahturahmi kerumah duka dan di temui orang tua korban Juned (60) dan Inah (49) dan didampingi Rohili tetangga korban, Jumat pagi 22 Januari 2021.
Dedi merupakan anak ke-3 dari 4 bersaudara. ke-2 orang kakaknya bekerja dan tinggal di Jakarta, sedangkan Hendra adik bungsu saat kejadian sedang bersama ayahnya menginap di kebun.
Inah dengan suara sedikit serak nan lemah menceritakan ikhwal peristiwa berdarah yang merenggut jiwa putranya.
“saat kejadian yang ada di rumah, saya, Dedi dan istri Hendra serta 2 orang cucu Inah malam itu, sedangkan Juned dan Hendra sedang menginap di kebun.” Ceritanya
Sebelum peristiwa tersebut tidak ada yang aneh pada prilaku Dedi, masih terlihat normal beraktifitas seperti biasanya.
“Dedi bersama temannya disibukkan kegiatan membuat perangkap ikan terbuat dari bambu yang biasa disebut masyarakat bubu,” tutur Inah.
“Ketika menjelang malam Dedi terlihat ngobrol dengan temannya yang masih tetangga dekat rumahnya hingga larut.” Tambah Inah.
Inah mulai terasa gelisah setelah waktu mendekati subuh, kemudian ia terbangun dan menengok anak-anaknya dan melihat jam dinding yang menunjukan pukul 03.30 wib. Dirasa sebentar lagi subuh, ia langsung menuju dapur. Saat berada di dapur inilah Inah sempat melihat grendel pintu belakang dalam posisi tak terkunci. Ia bergumam di hatinya pasti Dedi lupa menguncinya semalam.
“Setelah dari dapur saya menengok lagi Dedi di kamarnya masih lelap tidur dan masuk balik ke kamar lagi.” Katanya.
“Tepat pukul 04.00 wib saya terbangun karena dengar suara cukup keras dari grendel pintu di dapur seperti ada orang yang membuka pintu dan langsung pergi ke dapur terlihat posisi pintu sudah terbuka serta mendengar langkah kaki berlari,” ingat Inah.
Tanpa rasa curiga sedikit pun Inah kemudian menutup pintu lalu berjalan menuju ke kamar Dedi.
” saya melihat ada darah, saya mengira saat itu Dedi mengalami mimisan, saya mendekat sambil memangil nak nak sembari memegang kepalanya Laillahaiallah Allahuakbar saya melihat luka di leher Dedi dalam kondisi robek atau bolong, saya langsung menjerit sekeras-kerasnya berusaha meminta pertolongan warga.” Terangnya
Dikatakan saat itu almarhum (Dedi/Aceng) masih bernapas. Inah sempat melihat masih menghadapi sakratul mautnya kondisinya seperti orang cegukan.
Atas peristiwa tersebut keluarga mengaku sudah ikhlas dan ridho atas kejadian yang menimpanya. Bagi pelaku yang hingga kini masih dalam penyelidikan kepolisian Polres Tanggamus, apabila tertangkap agar diberikan hukuman sesuai dengan aturan yang berlaku.
Sementara itu, menurrut Juned, ayah korban, selain ia dan istrinya, Hendra (adik korban) dan ke-enam teman Dedi juga diperiksa oleh pihak kepolisian. Sampai saat ini mereka belum pulang ke rumah dan masih di Polres Tanggamus guna pemeriksaan.
“Ibunya mau saya bawa berobat dulu. Sebab, sangat terguncang, almarhum Dedi sudah tiada, ditambah Hendra masih berada di Polres Tanggamus. Saya mohon doanya supaya ini segera selesai, kasihan lihat ibunya begini,” tandas Juned. (Wisnu/Yan)