Tanggamus (SL)-Kumara Seta (20), Warga Pekon Dusun B Pekon Purwodadi, Kecamatan Gisting Tanggamus mengalami kelumpuhan sejak 5 tahun lalu. Selain mengalami kelumpuhan pria yang biasa dipanggil Seta ini merupakan yatim piatu tidak bisa menjalankan aktivitas seperti biasanya, karena penyakit yang dideritanya semakin hari semakin parah. Dan kini membutuhkan uluran tangan.
Untuk makan sehari-hari Seta mendapat sukarela dari tetangga setelah ibu angkatnya yaitu mbak Wanti yang selama ini merawat Seta telah meninggal dunia beberapa bulan yang lalu. Kepada Sinarlampung.co saat menyambangi Seta dirumahnya tampak kondisinya sangat memprihatinkan, karena hanya mampu duduk dan tidur bahkan untuk makanpun harus disuapi tetangganya.
Pasca lumpuh yang disebabkan terjatuh saat bekerja 5 tahun lalu itu, saat ini dia sudah tidak dapat bicara lainnya manusia normal diduga sejumlah syarafnya tidak berfungsi normal. Mirisnya warga yang sangat butuh bantuan pemerintah tersebut tak kunjungi ditangi walaupun hanya sekedar bantuan alakadarnya.
Menurut Warni, selaku tetangga Seta yang setiap hari menyediakan makan hingga menyuapi Seta bahwa Seta diurus oleh Watni sejak Ibu Seta bernama Jumariyah meninggal karena penyakit kanker otak pada sekitar tahun 2003.
“Ya seperti inilah keadaan seta sesungguhnya, pertama dia ikut ibunya tapi ibunya sudah meninggal tahun 2003 yang lalu, setelah itu dia hidup berdua bersama mbahnya setelah mbahnya meninggal udah gak ada lagi yang ngurusin dia,” kata Warni saat mengantar makanan siang sekaligus menyuapi Septa, Rabu 11 November 2020.
Dengan penuh haru dan isak tangis, Warni menceritakan bahwa Seta sebelumnya normal-normal saja bahkan sempat bekerja bangunan di Jakarta 5 tahun lalu itu, dia terjatuh dari bangunan di Jakarta. Penyakitnya semakin parah 2 tahun belakangan. “Ceritanya dia itu jatuh dari atas hanya kami tetangga yang peduliin dia tapi kami kalau suruh ngasih duit berobatin dia, gak punya uang,hanya kami beri sedikit makanan yang kami kasih ke seta,” ujarnya.
Warni mengatakan, dirinya tidak mengetahui penyebab lumpuhnya Seta, namun ia menduga patah tulang ataupun tulang ekor. “Kondisinya ntah bagaimana, entah dia patah tulang atau patah ekor,” ujarnya.
Disinggung apakah ada perhatian pemerintah kepada Seta, Warni mengaku hingga saat ini tidak pernah ada walaupun sekedar bantuan bahan pokok. Sehingga Warni berharap pemerintah maupun para dermawan dapat membantu kesembuhan Seta.
“Harapan kami untuk pemerintah tanggamus khususnya tolong pedulikan anak ini supaya dia terobati biar dia sembuh kembali, hanya itu harapan dari kami,” harapnya. (hardi)