Bandar Lampung (SL)-Peratin se-Kabupaten Lampung Barat studi tour alias jalan jalan berkedok studi banding gunakan Rp1,1 miliar Dana Desa, menuju Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah, Kamis (14/9) menuai kritikan. Selain pelesiran dengan pemborosan uang negara, studi banding tidak menghasilkan hal signifikan untuk kepentingan Desa di Lampung Barat.
Padahal seyogyanya, anggaran itu untuk peningkatan kapasitas Pemerintah Pekon atau Pengurus Badan Usaha Milik Pekon (BUMP-Pekon) tapi justru tidak ikut dalam kegiatan itu. Keberangkatan para petinggi pekon ini menguras dana desa sebesar Rp9 juta untuk setiap Pekon. Anggaran tersebut telah ditampung masing–masing pekon pada program Anggaran Pendapatan Belanja Pekon (APBP) tahun 2019. Total kalkulasi dari 131 pekon di 15 Kecamatan di Lampung Barat yang mengikuti Bimtek, total sekitar Rp1,1 Miliar lebih Uang Negara melayang.
Tokoh masyarakat Lampung Barat M. Hendri Donal, mengaku sangat gerah dengan program pemberdayaan bidang peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dirancang oleh pemerintah pekon tersebut. “Ada yang tidak beres ditubuh DPMP dan Pemerintah pekon. Kenapa bimtek dan studi banding harus ke tempat jauh-jauh,” katanya.
Dari pada menghamburkan uang negara Rp1.1 milyar lebih, lebih baik membayar narasumber atau pemateri untuk datang ke Lampung Barat. “Setahu saya, kalau ke wilayah Ponggok itu bagusnya jalan-jalan, bukan Bimtek,” ucapnya kesal.
Untuk itu, Hendri ini berharap pemerintah melalui DPMP dapat mempertimbangkan kembali keberangkatan rombongan peratin ke wilayah itu. Terlebih, tidak semua potensi pekon di Lambar sama dengan wilayah yang akan di kunjungi. “Jumlah uang Rp1,1 milyar lebih itu tidak sedikit lho, lebih baik membantu warga kita yang tidak mampu di pekon, dari pada pergi Kesana, Kita minta pihak DPMD untuk mempertimbangkan keberangkatan para petinggi pekon ini, karena saya menilai ini ada faktor kesengajaan untuk menikmati uang rakyat untuk plesiran,” tegasnya.
Sementara Kepala DPMP Yudha Setiawan, mengatakan, keberangkatan peratin itu akan di awali dengan kegiatan Bimbingan tekhnis (Bimtek) di kota Bandar Lampung, selanjutnya kegiatan dilanjutkan dengan studi banding ke desa ponggok Kecamatan Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah. “Kita bimtek dulu satu hari di Bandarlampung, selanjutnya baru studi banding ke wilayah Ponggok, disana ada sebuah desa yang sudah berhasil mengembangkan BUMDes menjadi sektor pariwisata yang sudah terkenal,” Kata Yudha.
Saat disinggung terkait tidak objektifnya kegiatan itu, lantaran hanya melibatkan peratin dan bukan pengurus BUMPekon. Yudha mengaku nanti pada gelombang selanjutnya akan ada bimtek untuk pengurus guna menindaklanjuti hasil study banding peratin tersebut. (mlo/red)