Malang (SL) – Kasus kematian mantan Wakapolda Sumatera Utara, Kombes Pol (Pur) Agus Samad yang ditemukan tewas di kediamannya, Perumahan Bukit Dieng MB9, Sukun, Kota Malang, Sabtu, (24/2/2018) masih gelap. Polres Malang dan Polda Jawa Timur masih terus melakukan penyelidikan.
Tim Inavis Polres Malang Kota, dan Labfor Polda Jatim juga kembali mendatangi lokasi untuk melakukan reka ulang olah TKP, Kamis, (1/3/2018). “Masih pendalaman dan olah TKP ulang. Sampel darah sama muntahan dikirim ke Labfor Polda Jatim,” kata Kapolres Malang Kota, AKBP Asfuri.
Polisi juga terus mendalami pemeriksaan terhadap enam orang saksi yakni dua anak Agus, dua satpam, tetangga, dan istri Agus. Termasuk mendalami keterangan Ny Rahma, tetangga Agus yang kali pertama ditelepon istri Agus, Ny Suhartatik.
Purnawirawan Kombespol Agus Samad dimakamkan di Malang. Pemakaman Akabri Kepolisian angkatan pertama itu dilakukan secara militer. Minggu siang ini (25/2/2018). Upacara duka mendalam bagi teman-teman sesama Akabri angkatan 67-70, keluarga, kerabat, kolega dan tetangga berlangsung hikmat.
Penyebab kematian Agus belum terungkap. Polres Malang Kota dibantu Polda Jatim masih terus mendalami kasus misteri ini. Polisi masih menduga dua motif, Agus Samad dibunuh atau bunuh diri.
Agus Samad adalah putra Minang, kelahiran Bukit Tinggi, 7 Agustus 1946. Ia alumni SMA Negeri 1 Bukittinggi 1964 dan lulusan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) tahun 1970.
Setelah itu berlanjut ke Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) kemudian menjadi Kasi Intel Polres Aceh Timur, Wakil Kepala Polres Aceh Barat.
Wakil Kepala Polres Sabang, Wakil Kepala Polres Lokseumawe, Kasat Intel Polres Banda Aceh, Subdit Intel Polda Jatim, Kepala Polres Blitar, Wakil Kepala Polisi Wilayah Besuki, Kadit Intel Polda Riau, Kadit Intel Polda Makassar, Kadit Intel Polda Metro, Irpolda Jatim, dan jabatan terakhir adalah Wakil Kepala Polisi Daerah Sumatera Utara di Medan.
Jasa-jasa yang pernah Agus Samad terima antara lain, Satyalancana Ksatria Tamtama, Satyalancana Kesetiaan 8 s/d 24 tahun, Satyalancana Karya Bhakti, Satyalancana Bhayangkara Nararya, dan Satyalancana Dwija Sista.
Pada Sabtu (24/2/2018) lalu, Hartatik yang sedang berada di Bali, meminta tolong Rahma melalui telepon untuk menengok rumahnya karena sang suami Agus Samad tidak bisa dihubungi.
Kepada polisi, Rahma mengungkapkan cerita Suhartatik padanya yang mengatakan kalau ada orang lain yang mengangkat telepon di rumahnya, Sabtu (24/2/2018).
Hingga saat ini keterangan itu masih simpang siur. Kasatreskrim Polres Malang Kota AKP Ambuka Yudha mengatakan masih mendalaminya, termasuk meminta rekaman komunikasi telepon di rumah itu kepada operator telepon. “Kami minta rekaman percakapan telepon selama dua pekan ke belakang,” ujar Ambuka.
Sedangkan salah satu satpam perumahan itu, Fathurahman mengatakan, keanehan Agus terlihat sejak sepekan sebelum dia ditemukan meninggal.
“Ditinggal ibu kan dua pekan. Sepekan pertama masih keluar rumah pakai sepeda motor, termasuk kalau beli makan. Sepekan terakhir jarang terlihat. Bahkan Jumat (23/2/2018) sehari sebelum Agus ditemukan tewas, lelaki itu tidak keluar rumah,” ujarnya.
“Hari Jumat itu juga sepertinya tidak keluar rumah karena tidak kelihatan sama sekali. Biasanya kalau berangkat Jumatan itu selalu ngebel atau menyapa karena lewat depan pos sini. Kemarin itu, abah (panggilan akrab Agus di lingkungan sekitar) tidak kelihatan,” imbuhnya.
Ketika ditanya tentang mekanisme tamu di perumahan itu, kata Fathur, kalau tamu itu bukan dari kalangan keluarga maka harus meninggalkan KTP di pos 1.
Seperti diketahui, Agus ditemukan tewas di dalam rumahnya, Sabtu (24/2/2018). Tewasnya Agus diketahui setelah salah satu satpam yang bernama Gunaryo mendobrak pintu rumah itu.
Gunaryo mendobrak pintu rumah karena permintaan tetangga Agus, Ny Rahma. NY Rahma diminta oleh Suhartatik, isteri Agus. (rgm/nt/*)