Oleh : Iman Untung ‘Jiun’ Slamet
Lampung dengan berbagai keragaman masyarakat dan dinamika persoalan, kini semakin bergeliat. Pun saat menjelang dan akan semakin meningkat selama pelaksanaan pemilihan gubernur Lampung Juni mendatang.
Eskalasi dan daya dinamis masyarakat semakin terfokus dan terbagi jelas dalam kepentingan empat kelompok calon gubernur yang akan pentas. Keragaman kreatifitas itu justru ditenggarai menimbulkan konfliks horisontal yang lebih tajam dan terjal.
Fakta terbaru keterlibatan ASN atau ‘orang orang setaranya’ malah semakin memanaskan suasana pesta pilgub yang seharusnya bisa menjadi jualan wisata demokrasi di daerah ini Artinya suasana aman dan damai menjadi niscaya, bisa ya bisa tidak.
Keberanian melakukan upaya upaya blackcampaign menjadi niscaya juga. Ini karena psikologis semuanya menjadi merasa setara tak ada beda pangkat golongan dan jabatan publik semuanya merasa jago dan hebat di wilayahnya masing masing.
Dan inilah kelemahan sipil dalam menghargai kebebasan demokrasi atas teman sipil lainnya yang seharusnya kebebasan diri dan kelompoknya adalah juga kebebasan diri dan kelompok lainnya. Karena sejatinya demokrasi adalah menghargai kebebasan orang lain sebagaimana kebebasan diri kita masing masing juga ingin dihargai oleh kawan lainnya.
Kewibawaan psikologis nyaris lemah. Salah satu peserta apalagi penyelenggara bahkan wasitnya melakukan hal yang dinilai tidak adil akan menjadi bahan untuk perdebatan yang alih alih bisa.menguntungkan pihaknya masing masing.
Belum lagi persoalan dinamika masyarakat Lampung lainnya yang memilki potensi kerawan sosial, ekonomi keamanan maupun kerawanan alam seperti bencana dan kondisi alam yang belum sempurna untuk menunjang prikehidupan masyarakat yang madani.
Propinsi Lampung harus aman dan berwibawa. Bukan oleh tangan besi atau kekerasan tetapi oleh aparatur yang selama dekade terakhir ini bisa membuktikan keberadaanya memang disegani masyarakat luas.
Korem 043 Garuda Hitam, satu kesatuan teritorial yang selayaknya menjaga hanya seluas karesidenan selama ini ternyata mampu menunjukan eksistensinya dengan minimalis persoalan yang merugikan masyarakat Lampung.
Ditariknya tentara ke barak bukan di wilayah politik praktis, ternyata mengajarkan serdadu sapta marga tetap mengedepankan NKRI tanpa merasa harus dipuji manakala di-BKO-kan di mana saja dalam penugasan apa saja. Kurun waktu satu dekade ini Korem 043 Gatam serta jajaran komando TNI AU dan TNI AL di Lampung mampu menunjukan komitmennya sebagai prajurit pejuang.
Apakah karena profesionalisme atau karena kewibawaan yang bisa dirasakan masyarakat luas, maka tentara sekarang lebih diterima sebagai tempat bercurhat masyarakat manakala ada konfliks horisontal sampai saat ada bencana alam sekalipun. Atau karena sistem komando yang cepat bergerak tanpa bertele tele birokrasi, sehingga masyarakat lebih cepat mendapatkan solusi.
Maka, singkatnya, apakah tidak sebaiknya pemerintah pusat melalui menteri dalam negeri mengirimkan jenderal TNI untuk menjadi Pj Gubernur Lampung untuk pelaksanaan pesta demokrasi Pilgub Lampung Juni mendatang?
Seiring kegembiraan dan kebahagiaan masyarakat Lampung dapat jalan tol dan jalan layang serta ikut kompetisi calon ibukota negeri ini walau masih sekedar dilewati hajatan asiangames besok, kami warga Lampung juga ingin bahagia dan gembira selama pelaksanaan pilgub dengan datangnya wasit dan pengawas yang berwibawa. salam.
(Penulis adalah mantan wartawan Sie Hankam Lampungpost dan PWI Lampung)